A. Pendahuluan
Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah mendorong terjadinya banyak perubahan, termasuk dalam bidang pendidikan yang melahirkan konsep e-learning. Dengan e-learning, pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Teknologi informasi dan Komunikasi juga sangat memungkinkan dimanfaatkan di pesantren. Sehingga menghasilkan konsep e-pesantren. E-pesantren memberikan para santri, ustadz, dan pengelola pesantren untuk mengambil banyak manfaat, di antaranya fleksibilitas program pendidikan, dakwah syiar Islam, dan bahan kajian yang dapat dibuat lebih menarik dan berkesan. Integrasi teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan di pesantren meningkatkan kualitas pendidikan di pesantren dan kemudahan dakwah. Dampak ikutan dengan integrasi teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan adalah mendorong percepatan computer literacy pada masyarakat
B. Persiapan Pemanfaatan TIK di Ponpes Al Huda Dumai
Dalam upaya untuk memperluas pesantren (nyata) menuju pesantren maya atau e-pesantren yang perlu dipenuhi adalah :
1. infrastruktur
2. sumber daya manusia
3. bahan pembelajaran
- Infrastruktur
Dari sisi infrasutktur pemanfaatan TIK dipesantren memerlukan ketersediaan computer, jaringan computer, koneksi internet, daftar mata pelajaran dan isinya, dan e-library. Secara umum ketersediaan infrastruktur TIK di Indonesia memang masih kurang. Penetrasi computer (PC)di Indonesia hanya sekitar 4%, bandingkan dengan Malaysia dan Australia yang mencapai 80% (Koran Tempo, 18 Februari 2008). Sementara itu menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sampai Desember 2007 pelanggan internet di Indonesia mencapai 2 juta dan pemakai internet mencapai 25 juta orang. Kondisi tersebut tentu tidak boleh melemahkan semangat kita untuk maju, sebab ke depan, khususnya dari sisi penyediaan teknologi informasi sebenarnya akan semakin murah. Oleh karena itu sangat memungkinkan bahwa pesantren pun akan dapat memenuhi kebutuhan hardware (perangkat keras) di bidang teknologi informasi. Sedangkan dari sisi teknologi komunikasi (termasuk koneksi internet), di bandingkan Negara lain, di Indonesia memang masih tergolong mahal. Untuk itulah kita sangat berharap adanya regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah (dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika) yang dapat menurunkan biaya atau tariff koneksi internet, sehingga dapat meningkatkan lebih banyak lagi computer yang dapat tersambung ke internet. Keberadaan warnet (warung internet) juga dapat dipandang sebagai dukungan infrastruktur yang dapat digunakan untuk memulai pelaksanaan e-pesantren. Untuk itulah sudah saatnya para perencana, pelaksana, dan pengelola pendidikan di pesantren berpikir dan bertindak melaksanakan e-pesantren di masing-masing lembaga.
- Persediaan Sumber Daya Manusia
Persiapan sumber daya manusia (ustadz dan santri) untuk dapat memanfaatkan TIK adalah harus mensyaratkan melek computer. Tuntutan melek computer (computer literacy) memang tidak seragam, bergantung peran dan tanggung jawabnya. Literasi computer merupakan istilah yang sering digunakan untuk menerangkan pengetahuan dasar yang perlu diketahui orang awam (bukan orang computer) mengenai computer. Konsep literasi computer lebih berkaitan dengan segi praktis penggunaan computer, konsep literasi computer lebih berkaitan dengan segi praktis penggunaan computer, bukan perencanaan danp engembangan computer itu sendiri (Sugilar, 2005).
- Pengembangan program pembelajaran,
Literasi computer merujuk pada :
- Pengoperasian program aplikasi,
- Konteks sosial penggunaan computer
- Pemahaman tentang apa computer dan bagaimana komputer bekerja
- Sejarah komputer dan
- Pengetahuan praktis terhadap paling tidak satu bahasa pemrograman tingkat tinggi.
Yang telah dikerjakan seseorang dan keadaan seseorang yang berkaitan dengan komputer, yaitu :
1. lamanya telah menggunakan computer
2. penggunaan paket program computer
3. keikutsertaan dalam kursus computer
4. kepemilikan computer di rumah
5. keterampilan dan membuat program computer
6. keterlibatan dalam pekerjaan yang mengunakan computer untuk penyelesaiannya.
Dalam menyikapi modernisasi hidup dan kehidupan social di masa mendatang, khususnya terkait dengan kemajuan TIK, pesantren harus mampu menyesuaikan derap langkahnya tanpa meninggalkan paradigma lama yang dianutnya. Pesantren di Indonesia yang mulai memanfaatkan TIK jumlahnya memang masih sedikit. Dari 15 ribu pesantren yang ada di
Pada santri di MTs Al-Huda Dumai telah menerapkan program e-learning computer, dan penulis langsung mengamati dilapangan pada tanggal 10 Juni 2009, yang mana para santri menerapkan materi yang diberikan oleh guru TIK, unit Komputer 25 unit sedangkan jumlah satu kelas 35 siswa jadi terpaksa para siswa bergantian ( penjelasan dari kapala MTs Al Huda Drs. Harizal Jas).
Walaupun dari sisi jumlah mungkin masih sedikit, tetapi hal ini menunjukkan bahwa di kalangan pesantren sudah mulai ada kesadaran untuk memanfaatkan TIK sebagai upaya untuk memperluas dan meningkatkan fungsi dakwah dan pendidikan. Untuk meningkatkan jumlah pesantren yang melek TIK dapat dilakukan dengan inovasi dan pengembangan metode, konsep, acuan, atau juga bisa melalui kerjasama dengan berbagai pihak terkait. Dalam konteks kemajuan TIK, pesantren dapat memanfaatkannya sebagai :
1. media pembelajaran dan dakwah
2. pengembanganprofesional para ustadz, dan
3. pengembangan system pengelolaan pesantren dan sumber belajar.
PesantrenAl Huda Dumai sudah memiliki computer walaupun jumlahnya belum memadai. Dan belum ada koneksi ke internet, bahan-bahan untuk mengembangkan e-pesantren dapat didownload dan dicopy terlebih dahulu dari tempat lain, misalnya, dapat di download dari internet, atau sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas internet. Selanjutnya, bahan-bahan tersebut dijadikan sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan.
Adapun alat yang dipakai di pesantren, misalnya, untuk mengayaan informasi atau diskusi kelompok, dan sebagainya. Alternatif lain untuk pesantren yang memiliki computer tetapi belum ada koneksi dengan internet adalah dengan memanfaatkan CD ROM yang memuat materi pelajaran yang banyak dijual bebas di pasaran. Memperhatikan uraian tersebut, persyaratan terlaksananya e-pesantren, setidaknya ada tiga hal utama, yaitu :
1. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan komputer,
2. tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh santri, misalnya CD-ROM dan / atau bahan cetak, dan
3. tersedianya dukungan layanan tutor, termasuk dari para kyai dan ustadz, yang dapat membantu para santri apabila mengalami kesulitan.
C. Tujuan TIK di Ponpes Al Huda Adalah :
1. meningkatkan efisiensi
2. efektivitas
3. transparansi
4. akuntabilitas, dan
5. kenyamanan belajar
D. Kelebihan TIK di Ponpes Al Huda
- Peningkatan prestasi dan kecakapan akademik peserta didik
- Dituntut mandiri dan bertanggung jawab terhadap proses pembelajarannya
- Dapat belajar di mana saja, kapan saja, yang penting tersedia alatnya. Menurut keaktifan siswa. Melalui e-learning,
- Siswa dapat mencari dan mengambil informasi/materi pembelajaran memiliki kekayaan informasi, sebab ia dapat mengakses informasi dari mana saja yang berhubungan dengan materi pembelajarannya.
- Dapat berdiskusi secara on line dengan pakar-pakar pada bidangnya, misalnya melalui e-mail atau chatting.
- Keaktifan siswa dalam e-learning saat menentukan hasil belajar yang mereka peroleh.
E. Kelemahan TIK di Ponpenas Al Huda
- Ponpes Al Huda belum menerapkan program internet
- Belum tersedianya TIK sesuai jumlah santri di kelas
- Belum menerapkan program audio visual / video
- Santri kurang termotivasi karena kurangnya jumlah computer
- Tidak tersedianya tenaga dalam bahasa program
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
- Teknologi Informasi Komputer (TIK) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
- TIK di pesantren dapat di manfaatkan sebagai :
- media pembelajaran dan dakwah
- pengembangan profesional para guru dan karyawan
- pengembangan system pengelolaan pesantren dan sumber belajar.
SARAN
Agar pembelajaran TIK dapat dilaksanakan di MTs Al Huda secara cermat dan menghasilkan nilai yang lebih baik maka pihak yayasan atau yang terkait segera mencari solusi agar kebutuhan siswa dapat dipenuhi supaya para santri tidak ketinggalan dalam derasnya arus perkembangan TIK yang sangat cepat. Tidak bijaksana jika menunggu sampai waktu yang lama jika pilihan ini yang ditempuh, dunia pesantren khususnya MTs Al Huda akan tertinggal jauh di belakang dibandingkan dengan lembaga-lembaga pesantren lainnya.
OLEH :
M. NAWAWI RAMBE, S.Ag
Dosen Pembimbing : Dr. Muhammad Syaifuddin, M.Ag
Mata Kuliah : Managemen Informasi dan Pengetahuan
0 komentar:
Posting Komentar