Agama Islam

Ne waktu wajib untuk ng’post …

Maksudnya rie weekend, hari sabtu, minggu, akhir pekan, malming, alias wakuncar

Adalah waktu yg tepat untuk mengisi my blog…..

Salah satu dunia tanpa batas yang memberikan kita berbagai informasi…

Ntar malem malming ne… swiiit,,,,wiiiittt……

mmm.,,,, mo kemana y…

ywda ginian aja daH…..

Takut ntar masuk angin

Ywda happy weeken y…

Met malem minggu buat para….. “*..*”

Ne dia blog rie kale ini,, g’ b’hub dg malming se tapi,,, berhubung barusan baru aj ngetikin yg INI

Seperti biasa,,, moga bermanfaat….

SEJARAH DAKWAH RASULULLAH PERIODE MADINAH

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap perjuangan membutuhkan pengorbanan. Begitu pula yang dialami Rasulullah Saw. Dalam menegakkan Dinul Islam. Beliau yang sebelumnya sangat dihormati dan dipercaya dan diberi gelar al-amin, akhirnya dicaci maki dituduh gila oleh orang yang pernah memujinya. Selain itu, para pengikut Beliau menjadi sasaran intimidasi fisik dan mental.

Bagaimana dengan Anda? Pernahkah Anda mengalami kejadian seperti atau sesulit yang dialami Rasulullah dan pengikutnya saat berdakwah atau mempertahankan akidah Islam? Apa yang Anda sampaikan untuk mengajak orang lain berbuat kebajikan atau meyakinkan ajaran Islam?

Dalam bab ini Anda akan memahami sejarah dakwah Rasulullah di Madinah serta substansi dan strateginya. Hijrah yang berarti perpindahan dianggap sebagai salah satu ibadah dengan nilai pahala yang tinggi. Dalam banyak ayat al-Quran, Allah Swt. Menjelaskan kemuliaan ibadah ini dan menjanjikan ganjaran yang berlipat ganda ekpada mereka yang berhijrah. Alasannya, selain kesulitan yang dihadapi seorang muhajir (orang yang hijrah), baik kesulitan karena meninggalkan negeri asal, kesulitan di Negara baru, dan banyak hal lain, hijrah juga dimaksudkan untuk menjaga dan memelihara agama dan risalah ilahi yang terakhir ini.

Di negeri yang baru, langkah pertama yang dilakukan oleh Rasulullah saw., yaitu membangun masjid yang merupakan pusat kegiatan umat Islam danp emersatu umat. Masjid pertama yang dibangun di Madinah, yaitu masjid Quba’ yang oleh Allah disebut sebagai masjid yang dibangun di atas fondasi ketakwaan. Pembangunan masjid ini dilakukan oleh seluruh umat Islam, baik penduduk asli maupun pendatang, bahkan Rasulullah juga ikut ambil bagian dalam membangun masjid Quba’.

Langkah berikutnya yang dilakukan Nabi, yaitu memupuk persaudaraan di antara kaum muslimin. Beliau memerintahkan semua sahabat untuk memelihara orang yang akan dijadikan sebagai saudara. Sementara beliau sendiri memelihata Ali bin Abi Thalib sebagai saudaranya. Dengan demikian, terciptalah suasana persaudaraan yang kuat di tengah umat Islam pada hari-heri pertama kehadiran Rasulullah saw. Di Madinah.

Tindakan berikutnya untuk melindungi Madinah dari ancaman yang mungkin dating dari umat lain, rasulullah saw. Mengadakan perjanjiand amai dengan uamt Yahudi yang berada di sekitar kota Madinah. Suku Aus dan Khazraj sering mendengar janji kedatangan Nabi akhir zaman dari umat Yahudi yang hidup di dekat mereka. Anda tida kabilah besar Yahudi di Madinah, yaitu Bani Nadhir, Bani Qainuqa, dan Bani quraizhah. Dengan ketiga kelompok ini, Rasulullah saw. Mengikat perjanjian untuk tidak saling mengganggu. Setelah langkah-langkah awal diambil Rasulullah saw., kemudian Beliau menyibukkan diri dengan membimbing umat kepada ajaran yang diterimanya dari Allah swt. Di kota inilah, beliau mendapatkan wahyu-wahyu yang menjelaskan hukum-hukum syariat secara lebih luas. Wahyu inilah yang kemudian diajarkan Nabi Muhammad saw. Kepada umatnya.

BAB II

SEJARAH DAKWAH RASULULLAH PERIODE MADINAH

A. Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah

Di kota Madinah telah mulai kelihatan bahwa dakwah Islam akan memperoleh kemajuan yang pesat. Hal ini disebabkan karena :

1. Penduduknya yakni bangsa Arab di kota Madinah mempunyai sikap yang baik untuk menerima dan menganut Islam.

2. Di kota Madinah juga terdapat dua kelompok masyarakat yang berbeda karakternya. Di bagian utara diduduki oleh bangsa Yahudi sedangkan di bagian selatan di tempati oleh bangsa Arab di antaranya yang berperan adalah suku Aus dan Khazraj.

3. Keadaan bangsa Arab di kota Madinah telah memahami agama ketuhanan, karena kerap kali mereka mendengar tentang Allah, wahyu Allah, hari kebangkitan, hisab, surga, dan neraka.

4. Di Kota Madinah sering terjadi pergolakan antara bangsa Arab dengan bangsa Arab dengan bangsa Yahudi. Apabila terjadi keadaan seperti ini bangsa Yahudi mengatakan bahwa tidak beberapa lama lagi akan dating seorang Rasul sebagaimana di dalam kitab kami. Apabila dia telah diutus kami akan mengikuti sehingga kita akan kuat dan tidak dapat dikalahkan.

5. Antara Aus dan Khazraj juga selalu bergolak untuk saling berebut kemenangan. Oleh sebab itu, masing-masing golongan mencari kawan untuk bergabung dengan mereka dengan tujuan agar mereka dapat mengalahkan musuh-musuhnya.

Faktor-faktor itulah yang menyebabkan di antara mereka saling berebut dan saling mendahului untuk masih Islam agar tidak didahului oleh kelompok lain : bahkan mereka segera masuk Islam agar tidak didahului bangsa Yahudi.

Suku Aus dan Khazraj ini dapat menerima Islam secara bertahap yaitu :

  1. Pada tahun kesepuluh setelah kenabian beberapa orang dari suku Khazraj dating ke Makkah untuk mengerjakan ibadah haji. Mereka disambut oleh Rasulullah, yang kemudian mereka bersama-sama mengadakan pertemuan di Al-Aqabah yang membicarakan tentang ajaran Islam. Dakwah Rasulullah disebut dengan antusias untuk dibawa ke kota Madinah sepuluh dari ibadah haji di kota Makkah.
  2. Pada tahun keduabelas setelah Rasulullah diutus oleh Allah, dua belas orang laki-laki dan seorang wanita yang bernama “Afra’ binti Abid Ibn Tsa’labah datang mengunjui Rasulullah untuk berbaiat sehingga perjanjian ini disebut dengan “PERJANJIAN WANITA” tau juga disebut denagn “PERJANJIAN AQABAH” karena diadakan di Al-Aqabah.

Isi perjanjian seperti yang dilansir oleh “Ubaidah Ibnu Shamut adalah sebagai berikut :

“Kami telah berjanji dengan Rasulullah saw bahwa kami tidak akan menyekutukan Allah swt dengan sesuatu apapun, kami tidak akan menyekutukan Allah swt dengan sesuatu apapun, kami tidak akan mencari, tidak akan berbuat zina, tidak akan membunuh anak-anak kami, tidak akan saling memfitnah, dan tidak akan mendurhakai Muhammad.”

Mereka juga berjanji akan membela Muhammad meskipun harta benda mereka akan habis atau pemimpin-pemimpin mereka akan tumpas bahkan mereka sanggup menderita dalam hidupnya.

Selesai ikrar, Rasul mengangkat dan melantik dua belas orang di antara mereka menjadi pemimpin/perwira : tiga orang dari Suku Khazraj dan sembilan orang dari Suku Auwas. Hal ini adalah langkah nyata membentuk kekuatan fisik di luar kota Mekkah.

Tatkala gejala-gejala kemenangan telah mulai kelihatan di madinah (dahulu Yatsrib), Nabi menyuruh sahabat-sahabat beliau berpindah ke sana, untuk menyelamatkan agama dari penganiayaan Quraisy, dan mencari pelindungan kepada kaum muslim yang baru masuk Islam di kota itu. Kaum Quraisy sangat terperanjat setelah mengetahui hal ini. Mereka khawatir jika Muhammad dapat bergabung dengan pengikut-pengikutnya di Yatsrib dan dapat membuat markas yang kuat di sana. Jika hal itu terjadi, maka bukan anya mengenai soal agama semata-mata, tetapi, telah menyinggung soal ekonomi yang mungkin mengakibatkan kehancuran perniagaan dan kerobohan rumah tangga mereka. Kota Yatsrib terletak pada lini perdagangan mereka antara Makkah dan Syam. Bila penduduk Yatsrib bermusuhan dengan mereka, maka perdagangan mereka akan mengalami keruntuhan. Karena itu, sala satu cara yang harus mereka tempuh ialah melakukan tindakan cepat menumpas “keadaan buruk” yang akan mendatangkan bencana bagi agama dan perekonomian mereka untuk itu mereka perlu bersidang untuk membahas tindakan yang harus mereka dalam rangka untuk mengatasi permasalahan yang mereka hadapi.

Dalam kesepakatan kaum Quraisy memiliki salah satu dari tiga alternatif yaitu :

Pertama, Muhammad akan ditangkap dan ditahan. Kalau Muhammad ditahan, tentu famili dan kaum kerabatnya akan melepaskannya. Mereka tidak akan enggan berperang buat mempertahankan Muhammad.

Kedua, Muhammad akan dikelaurkan atau diusir dari negeri Makkah, sehingga mereka terhindar dari kejahatan. Akan tetapi kalau Muhammad diusir dari Makkah, tentu dia akan lari ke kota Madinah, berarti perekonomian mereka akan tertutup.

Alternative ketiga yang harus ditempuh ialah dengan cara membunuh Muhammad. Akan tetapi kalau Muhammad dibunuh keluarga Muhammad tentu tidak akan diam. Mereka tentu akan membunuh siapa yang membunuh Muhammad.

Akhirnya, Abu Jahal menemukan sesuatu cara yang paling aman, yaitu masing-masing kabilah harus memilih seorang pemuda yang berani, yang akan membunuh Muhammad bersama-sama. Dengan demikian seluruh kabilah bertanggung jawab terhadap kematian Muhammad, dan Bani Abdu Manaf tidak akan mampu menuntut bela terhadap seluruh kabilah. Akhirnya Bani Abdu Manaf akan menerima saja pembayaran denda yang akan dibayarkan oleh seluruh kabilah kepada mereka. Pikiran ini mereka anggap paling aman, karena itu mereka siapkan sesuatu yang diperlukan. Pada suatu malam, waktu mereka mengetahui bahwa Muhammad sedang ada di rumah, mereka mengirim pemuda-pemuda pilihan untuk mengepung rumahnya. Mereka bersiap menyerbu serta membunuh Muhammad apabila orang-orang dan para pengikutnya telah tidur nyenyak.

Akan tetapi perundingan dan komplotan mereka itu disampaikan Allah swt kepada Nabi, Allah memerintahkan Nabi hijrah ke yatsrib. Nabi memberitahukan hal ini kepada Abu Bakar. Abu Bakar meminta kepada Nabi, agar diizinkan menemani beliau dalam perjalanan yang bersejarah ini. Nabi setuju, dan Abu Bakar menyediakan persiapan untuk perjalanan itu. Kepada Ali diperintahkan agar mengembalikan barang-barang yang ditumpangkannya kepada beliau, kepada pemiliknya masing-masing.

Rasulullah keluar sambil menyerakan pasir ke muka pemuda-pemuda yang sedang mengepung rumah beliau, seraya berkata :

“Alangkah kejinya mukamu.”

Pemuda itu sejenak lamanya dalam keadaan tidak sadarkan diri. Nabi dan Abu BAkar keluar meneruskan perjalanan dengan tiada kelihatan oleh mereka.

Abu Bakar dikenal sebagai seorang yang pemurah, setia dan jujur. Disediakan segala sesuatu yang diperlukan untuk perjalanan itu, diambild aria pa yang dimilikinya. Di antaranya dua ekor unta yang akan mereka kendarai untuk perjalanan yang jauh itu. Unta ini kemudian Abu Bakar berikan kepada Abdullah ibnu Uraiqath.

Abu Bakar mempertaruhkan jiwanya untuk menemani Rasulullah, kendatipun beliau berkeyakinan bahwa kaum Quraisy akan mengikuti jejak mereka dan akan menahan mereka jika bertemu. Anaknya yang bernama Abdullah sepanjang hari mendengarkan pikiran Quraisy mengenai kepergian Rasulullah. Dan bila hari telah malam, dia harus melaporkan yang didengarnya siang hari. Hamba sahayanya yang bernama Ami ibnu Fahirah diperintahkan agar pada siang hari menggembalakan biri-biri dekat persembunyiannya. Kemudian pada malamnya biri-biri itu harus dibawa ke gua tempat Nabi dan Abu Bakar bersembunyi, untuk diperah air susunya. Puterinya yang bernama Asma disuruh datang ke gua tiap sore untuk mengantarkan makanan, dan semua harta benda yang diperlukan untuk bekal dalam perjalanan.

Cara perjalanan yang dilakukan Nabi itu, digambarkan oleh Ibnu Hisyam, sebagai berikut :

Rasulullah datang dengan sembunyi-sembunyi ke ruamh Abu Bakar. Kemudian mereka berdua keluar dari pintu kecil di belakang rumah, menuju sebuah gua di Bukit Tsur sebelah selatan kota Makkah, lalu mereka masuk ke dalam gua itu.

Diriwayatkan, bahwa kala Nabi keluar kota Makkah dan menaiki untanya, beliau berhenti sejenak lalu menoleh ke kota Makkah seraga berkata :

“Demi Allah, engkaulah bumi Allah yang paling baik, dan paling aku cintai, andaikata aku tidak diusir aku tidak akan meninggalkanmu.”

Kaum Quraisy, dengan cepat dapat mengetahui muslihat Muhammad. Mereka tahu bahwa Muhammad telah lari dari makkah. Mereka mengetahui bahwa Muhammad lari ke Yatsrib. Mereka lalu mengumumkan barangsiapa dapat menangkap Muhammad, biarpun mati atau hidup akan diberi hadiah seratus ekor unta.

Bertambah terang siapa yang musuh dan siapa yang kawan. Banyak pemuda-pemuda quraisy bertebaran di jalan yang menghubungkan antara Makkah dan Madinah. Mereka berusaha untuk menemukan Muhammad, karena ingin mendapat hadiah, dan mendapat kehormatan membekuk musuh besar mereka.

Di antara yang mengikuti jejak-jejak Muhammad dan Abu Bakar ada yang sampai ke gua temapt keduanya bersembunyi. Andaikata mereka memandang ke bawah, yakni ke kaki masing-masing, akan kelihatanlah oleh mereka Muhammad dan Abu Bakar di dalam gua.

Abu Bakar waktu itu merasa takut dan khawatir. Ia bukan khawatir terhadap dirinya, tetapi khawatir terhadap keselamatan Muhammad, dan keselamatan seruan kepada agama Islam. Rasulullah tidak lupa mengamankan pikiran dan menenteramkan perasaan Abu Bakar. Kejadian ini diabadikan Tuhan di dalam surat At – Taubah ayat 40.

Setelah kaum Quraisy mulai tenang karena mengira bahwa Rasulullah dan Abu Bakar telah sampai ke kota Madinah, mereka berdua keluar dari gua, bertepatan pada wkatu itu Abdullah ibn Uraiqath membawa dua ekor unta yang disediakan agar ditumpangi oleh Rasulullah dan Abu Bakar melalui jalan menyusuri pantai laut merah.

Pada tanggal 12 Rabiul Awal Rasulullah tiba di Quba’, beliau menetap selama empat hari dan mendirikan sebuah masjid yang pertama dalam Islam.

Tanggal 16 Agustus Rasulullah dan para sahabat yang berjumlah lebih kurang seratus orang menuju Madinah (dahulu Yatsrib) pada hari Jumat. Di tengah jalan pada suatu tempat yang bernama perkampungan Lembah Bani Salim,Rasul mendapatperintah untuk mendirikan shalat Jumat, sebagai suatu isyarat sudah waktunya memproklamirkan berdirinya Daulah Islamiyah.

Dalam shalat Jumat itu Rasul membacakan khutbahnya yang berisikan tahmid, salawat/salam, pesan bertaqwa, doa sejahtera bagi muslimin/mukminin dan pembacaan beberapa ayat Al-Qur’an yang mejadi intinya khutbah.

Khutbah Jumat Rasul, sebagai khutbah Jumat pertama dalam Islam, oleh ahli-ahli sejarah politik dinyatakan sebagai proklamasi lahirnya Negara Islam.

Dalam Khutbah Jumat pertamanya itu, sebagai proklamasi berdirinya Negara Islam, rasul telah menetapkan dasar Negara yaitu taqwa : taqwa kepada Allah yang Maha Esa, yang artinya harus berjalan di atas garis Allah, yang di antaranya Politik Negara berdasarkan atas :

  1. AlAdalatul Insaniyah (Perikemanusiaan)
  2. Asy-Syura (Demokrasi)
  3. al-Qahdatul Islamiyah (Persatuan Islam)
  4. Al-Ukhwah Islamiyah (Persaudaraan Islam)

Rasulullah tiba di kota Madinah dan turun dari kendaraan untanya tepat di tempat jemuran kurma yaitu tanah milik anak yatim yang bernama Sahal dan Suhail bin Amr kemudian tanah tersebut dibeli dan dibangun sebuah masjid yang akan dijadikan sebagai markas besar negara Isam. Sementara masjid itu dibangun, Rasulullah ditampung di rumah Abu Ayyub Khalid bin Zaid Al-Anshari.

Setelah Rasulullah selesai membangun masjid dan tempat tinggal para sahabat yang tidak mempunyai rumah, beliau berpikir untuk melanjutkan dakwahnya dan melebarkan sayapnya demi keberhasilan risalah yang dibawanya di kota Madinah dan sekitarnya.

B. Strategi Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah

Setelah Nabi hijrah ke Madinah, kota tersebut dijadikan pusat jamaah kaum muslimin, dan selanjutnya menjadi ibukota Negara Islam yang segera didirikan oleh nabi, dengan dirubah namanya menjadi Madinah.

Di tengah-tengah kota Madinah, segera Nabi membangun masjid, yang pusat ibadah dan kebudayaan, bahkan dijadikan markas besar Negara Islam.

Bagi Negara Islam yang baru dibangun Nabi telah meletakkan dasar-dasarnya yang kuat, antaranya yaitu Ukhuwah Islamiyah, persaudaraan Islam.

Nabi mempersaudarakan antara semua kaum muslimin yang berbeda-beda suku dan bangsa, yang berlain-lainan warna kulit dan rupa; al-Wahdatul Islamiyah menggantikan al-Wahdatul Qaumiyah sehingga dengan demikian semua mereka menjadi bersaudara sederajat.

Selama beberapa minggu madinah, Rasul menelaah situasi, memperlajari keadaan politik, ekonomi social budaya dan lain-lain. Setelah itu beliau mengeluarkan sebuah “dekrit” yang dalam sejarah kebudayaan Islam terkenal dengan nama “shifah”, yang kemudian oleh ahli-ahli politik modern disebut “Manifesto Politik Pertama dalam Negara Islam”.

Perjanjian yang merupakan dokumen politik yang sanga bersejarah itu, emnetapkan tugas dan kewajiban kaum Yahudi dan musyrikin Madinah terhadap Daulah Islamiyah, disamping mengakui kebebasan mereka beragama dam memiliki harta kekayaannya.

Dokumen politik yang pertama itu menggariskan dasar-dasar kehidupan politik, ekonomi, social, danmiliter bagi segenap penduduk Madinah, baik muslimin, Yaudi ataupun musyrikin.

Mengenai kehidupan ekonomi/social, dokumen menetapkan keharusan orang kaya membantu dan membayar hutang orang miskin, kewajiban memelihara kehormatan, menjamin keselamatan jiwa dan harta bagi segenap penduduk; mengakui kebebasan beragama dan melahirkan pendapat, menyatakan kepastian pelaksanaan hukum bagi siapa saja yang bersalah, dan di depan pengadilan tidak ada perbedaan antara siapapun.

Mengeai kehidupan militer, dokumen politik itu antara lain menggariskan kepemimpinan Muhammad bagi segenap penduduk Madinah; baik muslimin, Yahudi ataupun musyrikin; segala urusan berada dalam kekuasaannya, beliaulah yang menyelesaikan segala perselisihan antara warga Negara.

Dengan demikian jadilah Muhammad Qaid Aam (Panglima Tertinggi di Madinah). Dokumen menetapkan pula keharusan bergotong royong melawan musuh, sehingga dengan demikian penduduk Madinah tersusun dalam satu barisan dan menuju satu tujuan.

Selanjutnya dokumen menegaskan dengan pasti, bahwa tidak boleh sekali-kali bagi kaum musyrikin Madinah membantu musyrikin Makkah (Quraisy), baik dengan harta ataupun dengan jiwa, dan menjadi kewajiban bagi kaum Yahudi membantu belanja perang selama kaum muslimin berperang.

Dengan diumumkan perjanjian yang merupakan dokumen politik penting ini, Rasul telah berhasil menyatukan penduduk Madinah yang berbeda agama dan unsur darah untuk menghadapi musuh.

Setelah terjadi beberapa jihad yang sifatnya melindungi/membela dakwah di Jazirah Arabia. Nabi mengirim beberapa pucuk surat kepada beberapa orang raja di luar Jazirah Arabia dan beberapa orang pemuka kaum (Amir) di Jazirah Arabia sendiri, untuk menyeru mereka agar masuk Islam.

Menurut Tarikh Ibnu Hisyam dan Tarikh Thabary, bahwa surat-surat Nabi itu dikirim kepada :

  1. Heraclius, Maharaja Romawi, yang diantar oleh perutusan di bawah pimpinan Dakhiyah bin Khalifah al-Kalbi al-Khazraji
  2. Kaisar Persia, yang dibawa perutusan di bawah pimpinan Abdullah bin Huzaifah as-Sahami.
  3. Negus, Maharaja Habsyah, yang diantar olerh perutusan di bawah pimpinan Umar bin Umaiyah al-dhamari.
  4. Muqauqis, Gubernur Jenderal Romawi untuk Mesir, yang diantar oleh perutusan di bawah pimpinan Khathib bin Abi Balta’ahh al-Lakhmi.
  5. Hamzah bin Ali al-Hanafi, Amir negeri Yamamah, yang diantar oleh perutusan di bawah pimpinan Sulaith bin Amr al-Amiri.
  6. Al-Haris bin Abi Syamr, Amir Ghasan, dibawa oleh Syuja bin Wahab.
  7. Al-Munzir bin Sawy, Amir al-Bakhrain, yang dibawa perutusan di bawah pimpinan al-Ala bin al-Khadhami.
  8. dua putra al-Jaladi, Jifar dan Ibad, yang dibawa oleh Amr bin Ash.

Sekalipun surat-surat itu tidak semuanya diterima dengan baik, namun pengaruhnya sangat besar kepada rakyat dari Negara-negara yang bersangkutan.

Dalam perkembangan kebudayaan Islam kemudian, arti dan jejak surat-surat Nabi ini sangat mendalam.

Musuh-musuh Islam dari dulu sampai sekarang menuduh bahwa Islam berkembang di bawah sinarnya mata pedagang, Ini adalah tuduhan bohong, tidak berdasarkan kenyataan; karena perkembangan Islam adalah berlandaskan “ajaran Islam” itu sendiri, karena prinsip-prinsip dari masyarakat Islam, yang bersendikan “Ukhuwah Islammiyah, Musawah tammah, dan Syura Muthalaqah”.

Islam tersiar Luas dan Cepat, karena “Dakwah berhikmah” dari Nabi dan Para sahabat, sedangkan “jihad” adalah untuk melindungi dan membela dakwah dari gangguan; untuk melindungi masyarakat Islam dan kaum muslimin. Jihad adalah tindakanpengamanan semata.

Dengan dakwah, Islam meluas cepat ke seluruh Jazirah Arabia sehingga sewaktu Nabi wafat (13 Rabiul Awal 11 Hijriyah/8 Juni 632), Jazirah Arabia seluruhnya telah bersih dari kebudayaan Islam telah berkembang di Jazirah Arabia.

Setelah Nabi berpulang ke rahmatullah, dakwah Islamiyah, yang juga bila dianggap perlu dilidungi dengan jihad, berjalan terus di bawah Sahabat Empat, Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, mar, Usman dan Ali), menyebar ke luar Jazirah Arabia, menjlar ke daerah-daerah Kerajaan Romawi dan Kerajaan Persia.

DAFTAR PUSTAKA

Bachrul Ilmy. 2008. Pendidikan Agama Islam Kelas X SMA. BAndung Grafindo

Thoifuri. 2007. Pendidikan Agama Islam Kelas X SMA. Jakarta. Ganeca

Syamsuri. 2006. Pendidikan Agama Islam Kelas X SMA. Jakarta. Erlangga

By : Marsya.Com

Oleh : Azmi Alfarisi

SMA Negeri 1 Dumai

2008/2009

0 komentar:

Jempolnya Dong...!!!

yahooo misengeR

Pengikut


widgeo
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x



Gratisan Musik

About this blog



Sebagai kuli ngetik,,,
nyaris tiap hari rie mijitin ne keyboard,,,
**bahkan kata nyaris bisa dihilangkan**
makanya @rie ^bergiat^ buat blog biar apa yg @den kerjakan setiap hari bisa bermanfaat juga u/ org laen...
tapi g' semua yg kita ketik kita postingin disini,,,
harus melalui tahap seleksi dulu donk...
^g' mungkin kale surat cere d publicasikan^
he_3
*moga artikelnya bermanfaat* (cozy) enjoy to my blog,,,,

about me,,, ariebae <~ http://ariebae.co.cc