Kehidupan manusia pada zaman pra-aksara bisa diketahui melalui peninggalan fosil tulang-belulang mereka. Fosil-fosil tersebut meliputi tengkorak, badan, dan kaki. Fosil tengkorak dengan ukuran kapasitas tempurung kepalanya dapat mengungkapkan sejauh mana kemampuan berpikir mereka dibandingkan dengan kapasitas manusia modern sekarang. Demikian juga dengan bentuk tulang rahang, lengan, dan kaki dapat dibandingkan dengan bentuk tulang yang sama dengan tulang manusia modern sekarang atau dengan jenis kera (pithe). Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa mereka berbeda dengan manusia modern sekarang, namun memiliki tingkat kecerdasan tertentu yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kera. Mereka telah memiliki tingkat kemampuan untuk mengembangkan kehidupan, seperti halnya manusia sekarang walaupun dengan tingkat yang sangat terbatas. Mereka lazim disebut sebagai manusia purba atau manusia yang hidup pada zman pra-aksara.
Berikut akan diuraikan fosil jenis manusia pruba yang ditemukan di wilayah Indonesia.
Pithecanthropus Erectus (erectus = tegak)
Manusia jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada 1890 - 1892 di Desa Trinil, dekat Ngawi, Madium. Berdasarkan temuan tengkoraknya, jenis manusia ini bertubuh agak kecil dan memiliki kemampuan piker yang masih rendah. Volume otak kepalanya masih 900 cc, sedangkan volume otak manusia modern adalah lebih dari 1000 cc dan jenis kera tertinggi 600 cc. diperkirakan jenis manusia ini hidup kira-kira 1 juta hingga 600.000 tahun silam.
Pithecanthropus Mojokertensis
Pithecanthropus mojokertensis berarti manusia kera dari Mojokerto. Fosil ini ditemukan dan diteliti oleh von Koenigswald antara tahun 1936-1941, di daerah Perning, Mojokerto. Hasil penemuannya berupa tengkorak anak-anak. Von Koenigswald memperkirakan tengkorak anak yang ditemukan itu adalah fosil yang berasal dari anak-anaknya Pithecanthropus.
Homo Soloensis
Kedua jenis manusia ini ditemukan ditemukan di sepanjang Bengawan Solo (ngandong, Sambungmacam, dan Sangiran) oleh C. Ter Haar dan W.F.F. Oppenoorth. Bentuk tubuhnya tegak dan keningnya sudah tidak menonjol. Mereka hidup dari 900.000 hingga 200.000 tahun yang lalu. Adapun Homo Wajakensis ditemukan oleh von Rietschoten di Desa Wajak pada 1888 dan Eugene Dubois pada 1889.
Diperkirakan manusia jenis ini hidup dari 60.000 hingga 25.000 tahun yang lalu. Kedua jenis manusia ini disebut homo karena mirip manusia modern. Volume otaknyapun sudah mencapai 1300 cc. mereka juga disebut sebagai homo sapiens karena kecerdasannya hamper menyamai manusia modern sekarang. Jenis manusia Wajak diperkirakan merupakan nenek moyang bangsa asli Australia, yaitu bangsa Aborigin.
Homo Sapien
Homo sapien adalah jenis manusia purba yang telah memiliki bentuk tubuh yang sama denganmanusia sekarang. Mereka dapat menggunakan akal dan memiliki sifat seperti yang dimiliki manusia sekarang. Kehidupan manusia sangat sederhana dan hidupnya mengembara. Mereka inilah yang menjadi nenek moyang bangsa-bangsa di dunia.
Jenis fosil Homo sapien ini juga ditemukan di daerah Indonesia, yaitu di daerah wajak dan fosilnya diberi nama Homo wajakensis. Fosil Homo wajakensis yang berupa sebuah tengkorak ditemukan tahun 1889 oleh an Reictshotten. Selanjutnya fosil ini diteliti oleh Eugene Dubois. Berdasarkan hasil penelitiannya itu disimpulkan bahwa Homo wajakensis termasuk golongan bangsa Austroloide. Tetapi berdasarkan penelitian von Koenigswald fosil ini termasuk Homo sapien.
Berdasarkan penelitian para ahli terhadap penemuan fosil manusia purba itu, terlihat dengan jelas perkembangannya kea rah yang lebih sempurna, yaitu dari Pithecanthropus (manusia kera) hingga Homo Sapiens (manusia) seperti sekarang. Namun, apakah makhluk yang disebut Pithecanthropus itu berproses melalui evalusi, hingga terwujud seperti manusia sekarang ini? Atau, apakah antara manusia dengan Pithecanthropus tidak memiliki hubungan dan berasal dari spesies yang berbeda? Hal itupun belum terjawab oleh para ahli. Para ahli tidak berhasil menemukan mata rantai yang menghubungkan antara Pithecanthropus dengan manusia seperti sekarang ini.
Pithecanthropus Robustus (pithe = kera)
Jenis manusia ini ditemukan oleh Ralph von Koenigswald pada 1936 di Lembah sungai Brantas. Manusia ini dianggap generasi lebih muda dibandingkan dengan jenis manusia pertama. Jenis manusia purba ini masih mirip kera sehingga disebut pithe.
Beberapa Ciri Manusia Purba yang ditemukan di Indonesia
Meganthropus palaeojavanicus
• Memiliki tulang pipi yang tebal
• Memiliki otot kunyah yang kuat
• Memiliki tonjolan kening yang menyolok
• Memiliki tonjolan belakang yang tajam
• Tidak memiliki dagu
• Memiliki perawakan yang tegap
• Memakan jenis tumbuh-tumbuhan
• Mempunyai tempat perlengkatan otot tengkuk yang besar dan kuat
Pithecanthropus
• Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm
• Volume otak berkisar antara 750-1350 cc
• Bentuk tubuh dan anggota badan tegap
• Alat pengunyah dan otot tengkuk sangat kuat
• Bentuk geraham besar dengan rahang yang sangat kuat
• Bentuk tonjolan kening tebal
• Bentuk hidung tebal
• Bagian belakang kepala tampak menonjol
Homo Sapiens
• Volume otaknya antara 1000-1200 cc
• Tinggi badan antara 130-210 cm
• Otot tengkuk mengalami penyusutan
• Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan
• Muka tidak menonjol ke depan
• Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna
Beberapa Penemuan Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia
1888-1889 1890-1892 1931-1934 1941 1936
Penemuan Homo wajakensis oleh von Rietschoten dan Eugene Dubois Penemuan Pithekensis oleh von Rietschoten dan Eugene Dubois Penemuan Homo Soloensis dan Homo Wajakensis oleh Ter Haar dan Oppenoorth Penemuan Pithecanthropus Robustus dan Pithecanthropus Mojokertensis oleh von Koenigswald Penemuan meganthropus Palaeojavanicus oleh von Koenigswald
MANUSIA PURBA
Diposting oleh
kulingetik
Senin, 12 April 2010
0 komentar:
Posting Komentar