Proses Sosial dan Interaksi Sosial

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosiologi ditinjau dari sifatnya digolongkan sebagai ilmu pengetahuan murni (pure science sosiologi dimaksudkan untuk memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial.

Yang ada dalam masyarakat untuk mengungkapkan realitas sosial sosiologi dituntut untuk mengungkapkan realitas sosial sosiologi dituntut untuk tanggap terhadap isu globalisasi yang didalamnya mencakup demokratisasi, desentralisasi, dan otonomi, penegakan HAM, good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), emansipasi, kerukunan hidup bermasyarakat, dan masyarakat demokratis.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis memilih makalah ini dengan judul “Proses Sosial dan Interaksi Sosial”.

B. Tujuan

Dalam melaksanakan dan menyelesaikan makalah sosiologi maka, penulis berharap untuk dapat :

a. Mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti mata kuliah sosiologi di STIA Lancang Kuning Dumai.

b. Memperoleh keterampilan dari hasil penyusunan makalah yang telah diselesaikan

c. Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang sosiologi

d. Sebagai bukti bahwa penulis yang bersangkutan telah menyelesaikan penulis makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengantar Proses Sosial

Proses sosial, merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Di mana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan antara manusia satu dengan yang lainnya. Proses hubungan tersebut berupa antara aksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus-menerus. Antar aksi (interaksi) sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh tibal balik antara dua belah pihak, yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam rangka mencapai atau tujuan tertentu. Proses sosial pada dasarnya merupakan siklus perkembangan dari struktur sosial yang merupakan aspek dinamis dalam kehidupan masyarakat.

Perkembangan inilah yang merupakan dinamika yang tumbuh dari pola-pola perikelakuan manusia yang berbeda menurut situasi dan kepentingannya masing-masing, yang diwujudkan dalam proses hubungan sosial. Hubungan-hubungan sosial itu pada awalnya merupakan proses penyesuaian nilai-nilai sosial dalam kehidupan masyarakat. Kemudian meningkat menjadi semacam pergaulan yang tidak hanya sekedar pertemuan secara fisik, melainkan merupakan pergaulan yang ditandai adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam hubungan tersebut. Misalnya : saling berbicara (komunikasi), bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah, atau mungkin pertemuan dalam suatu pertikaian dan lain sebagainya. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa proses sosial itu adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dalam kehidupan masyarakat.

Untuk melengkapi batasan – batasan mengenai istilah proses sosial itu, ada baiknya jika ditampilkan beberapa pendapat para ahli sosiologi, yaitu sebagai berikut :

1. Adham Nasution; proses sosial dalah proses kelompok-kelompok dan individu-individu saling berhubungan, yang merupakan bentuk antara aksi sosial, ialah bentuk-bentuk yang nampak kalau kelompok-kelompok manusia atau orang pereorangan mengadakan hubungan satu sama lain. Kemudian ditegaskan lagi, bahwa proses sosial adalah rangkaian human actions (sikap/tindakan manusia) yang merupakan aksi dan reaksi atau challenge dan respons di dalam hubungannya satu sama lain.

2. Roucek dan Warren, Interaksi adalah satu proses, melalui tindak balas tiap-tiap kelompok berturut-turut menjadi unsur penggerak bagi tidak balas dari kelompok yang lain. Ia adalah suatu proses timbal balik, dengan mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain dan dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain.

3. Gillin dan Gillin; Proses – proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.

Mengenai Interaksi sosial sendiri diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial timbal balik yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang secara perseorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok-kelompok manusia.

B. Syarat-Syarat Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan suatu konsep abstrak yang dapat diterapkan pada kejadian – kejadian yang tidak terbilang banyaknya dalam kehidupan sehari-hari seperti yang telah dijelaskan dimuka, proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Di mana terdapat suatu proses hubungan antara manusia satu dengan yang lainnya. Antar aksi (interaksi) sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara dua belah pihak, yaitu antara individu satu dengan individu kelompok lainnya dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Menurut Roucek dan Warren, Interaksi adalah salah satu masalah pokok karena ia merupakan dasar segala proses sosial. Interaksi merupakan proses timbal balik, dengan mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain dan dengan demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain. Orang mempengaruhi tingkah laku orang lain melalui kontak. Kontak ini memungkinkan berlangsung melalui organisme fisik, seperti dalam obrolan, pendengaran, melakukan gerakan pada beberapa bagian badan, melihat dan lain-lain lagi, atau secara tidak langsung melalui tulisan, atau dengan cara berhubungan dari jarak jauh.

Dalam proses sosial baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial apabila telah memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama, yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.

a. Kontak Sosial

Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat. Kontak sosial dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung antara suatu pihak dengan pihak yang lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat, sebagai perantara; misalnya; melalui telepon, radio, surat, dan lain-lain. Sedangkan kontak sosial secara langsung, adalah kontak sosial melalui surat pertemuan dengan bertatap muka dan berdialog di antara kedua belah pihak tersebut. Yang paling penting dalam interaksi sosial tersebut adalah saling mengerti antara kedua belah pihak; sedangkan kontak badaniah bukan lagi merupakan syarat utama dalam kontak sosial, oleh karena hubungan demikian belum tentu terdapat saling mengerti. Kontak sosial terjadi tidak semata-mata oleh karena adanya aksi belaka, akan tetapi harus memenuhi syarat pokok kontak sosial, yaitu reaksi (tanggapan) dari pihak lain sebagai lawan kontak sosial.

Dalam kontak sosial, dapat terjadi hubungan yang positif dan hubungan negatif. Kontak sosial positif terjadi oleh karena hubungan antara kedua belah pihak terdapat saling pengertian, di samping menguntungkan masing-masing pihak tersebut, sehingga biasanya hubungan dapat berlangsung lebih lama, atau mungkin dapat berulang-ulang dan mengarah pada suatu kerja sama. Sedangkan kontak negatif terjadi oleh karena hubungan antara kedua belah pihak tidak melahirkan saling pengertian, mungkin merugikan masing-masing atau salah satu, sehingga mengakibatkan suatu pertentangan atau perselisihan.

b. Komunikasi sosial

Komunikasi sosial adalah syarat pokok lain dari pada proses sosial. Komunikasi sosial mengandung pengertian persamaan pandangan antara orang-orang yang berinteraksi terhadap sesuatu. Memberikan tafsiran pada perikelakuan orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap) perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi, maka sikap dan perasaan di satu pihak orang atau sekelompok orang dapat diketahui dan dipahami oleh pihak orang atau sekelompok orang lain. Hal ini berarti, apabila suatu hubungan sosial tidak terjadi komunikasi atau tidak saling mengetahui dan tidak saling memahami maksud masing-masing pihak, maka dalam keadaan demikian tidak terjadi kontak sosial. Dalam komunikasi dapat terjadi banyak sekali penafsiran terhadap perilaku dan sikap masing-masing orang yang sedang berhubungan; misalnya jabatan tangan dapat ditafsirkan sebagai kesopanan, persahabatan, kerinduan, sikap kebanggan dan lain-lain.

Proses gejala sosial à Kontak tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya. (Dengan perkembangan teknologi : Telephon/HP, Radio, surat, internet, dan sebagainya).

Menurut Kingsley Davis (Human Society) : Hubungan badaniah tidak perlu menjadi syarat utama terjadinya kontak.

Kontak Sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehdiupan masyarakat.

Contoh : Spesipikasi ujian nasional SMA/MA hak cipta pada pusat penilaian pendidikan – Balitbang – Depdiknas.

C. Bentuk-Bentuk Proses Sosial

Proses sosial dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompo dan antar kelompok dengan kelompok, berdasarkan potensi atau kekuatan masing-masing. Proses sosial atau hubungan timbal balik tersebut dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu kerja sama (cooperation), persaingan (competition), pertikaian atau pertentangan (conflict), dan akomodasi (acomodation).

Bentuk-bentuk proses sosial tersebut dapat terjadi secara berantai terus-menerus, bahkan dapat berlangsung seperti lingkaran tanpa berujung. Proses sosial tersebut bisa bermula dari setiap bentuk kerja sama, persaingan, pertiakian ataupun akomodasi; kemudian dapat berubah lagi menjadi kerja sama, begitu seterusnya. Misalnya suatu pertikaian, untuk sementara waktu dapat selesaikan (akomodasi); kemudian dapat bekerja sama; berubah menjadi persaingan; apabila persaingan ini memuncak, maka dapat terjadi pertikaian.

1. Kerja sama

Kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing-masing. Roucek dan Warren, mengatakan bahwa kerjasama berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Ia adalah satu proses sosial yang paling dasar. Biasanya, kerja sama melibatkan pembagian tugas, dimana setiap orang mengerjakan setiap pekerjaan yang merupakan tanggung jawabnya demi tercapainya tujuan bersama. Menurut Charles Horton Cooley, kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerja sama; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna. Pada dasarnya kerja sama dapat terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang dapat memperoleh keuntungan atau manfaat dari orang atau kelompok lainnya; demikian pula sebaliknya. Kedua belah pihak yang mengadakan hubungan sosial masing-masing menganggap kerja sama merupakan suatu aktivitas yang lebih banyak mendatangkan keuntungan daripada bekerja sendiri.

Sehubungan dengan pelaksanaan kerjasama, dalam buku sosiologi suatu pengantar karangan Soerjono Soekanto, ada tiga bentuk kerja sama, yaitu :

a. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.

b. Co-optation, yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.

c. Coalition, adalah kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Coalition dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, oleh karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Akan tetapi maksud utamanya adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif.

2. Persaingan

Persaingan merupakan suatu usaha dari seseorang untuk mencapai sesuatu yang lebih daripada yang lainnya. Sesuatu itu bisa berbentuk harta benda atau popularitas tertentu. Persaingan biasanya bersifat individu, apabila hasil dari persaingan itu dianggap cukup untuk memenuhi kepentingan pribadi. Akan tetapi apabila hasilnya dianggap tidak mencukup bagi seseorang, maka persaingan bisa terjadi antar kelompok, yaitu antara satu kelompok kerja sama dengan kelompok kerja sama yang lainnya. Dengan kata lain, bahwa terjadinya persaingan oleh karena ada perasaan atau anggapan seseorang bahwa ia akan lebih beruntung jika tidak bekerja sama dengan orang lain; orang lain dianggap dapat memperkecil hasil suatu kerja. Persaingan ini dapat dibedakan menjadi duamacam, yaitu persaingan pribadi dan persaingan kelompok. Persaingan pribadi adalah persaingan kelompok. Persainganpribadi adalah persaingan yang berlangsung antara individu dengan individu atau individu dengan kelompok adalah persaingan yang berlangsung antara kelompok dengan kelompok. Menurut Soedjono Dirdjosisworo, persaingan merupakan suatu kegiatan yang merupakan perjuangan sosial untuk mencapai tujuan, dengan bersaing terhadap yang lain, namun secara damai atau setidak-tidaknya tidak saling menjatuhkan.

Bentuk kegiatan ini biasanya didorong oleh motivasi sebagai berikut :

1. Mendapatkan status sosial;

2. Memperoleh jodoh

3. Mendapatkan kekuasaan

4. Mendapatkan nama baik

5. Mendapatkan kekayaan

6. Perbedaan agama dan lain-lain

3. Pertikaian atau Pertentangan

Pertikaian adalah bentuk persaingan yang berkembang secara negatif, artinya di satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau paling tidak berusaha untuk menyingkirkan pihak lainnya. Singkatnya pertikaian dapat diartikan sebagai usaha penghapusan keberadaan pihak lain. Menurut Soedjono, pertikaian adalah suatu bentuk dalam interaksi sosial di mana terjadi usaha-usaha pihak yang satu berusaha menjatuhkan pihak yang lain, atau berusaha mengenyahkan yang lain yang menjadi rivalnya. Hal ini terjadi mungkin karena perbedaan pendapat antara pihak-pihak tersebut. Pertikaian ini bisa berhubungan dengan masalah-masalah ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa pertentangan adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan.

Penjelasan Soerjono tersebut pertikaian tidak selama disertai kekerasan, bahkan ada pertikaian yang berbentuk lunak dan mudah untuk dikendalikan : misalnya pertentangan antara orang-orang dalam seminar, dimana perbedaan pendapat bisa diselesaikan secara ilmiah, atau sekurang-kurangnya tidak emosional.

Pertentangan atau pertikaian dapat memungkinkan penyesuaian kembali, jika fungsi norma-norma sosial dan toleransi antara pribadi masih cukup kuat. Kecuali itu, pertikaian dapat pula membantu memperkuat kembali norma-norma sosial yang hampir tidak berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, pertikian merupakan proses penyesuaian antara norma-norma sosial yang lama dengan norma-norma sosial yang baru sesuai dengan kepentingan yang dibutuhkan masyarakat pada saat tertentu. Jika pertikaian dapat diselesaikan, maka keseimbangan akan ditemukan kembali atau oleh karena ada pihak mampu melerai pertikaian tersebut paling tidak untuk sementara. Penyelesaian pertikaian sementara dapat di sebut akomodasi dan dalam proses ini memungkinkan terjadi suatu kerjasama kembali. Pertikaian yang dapat diselesaikan, apabila masing-masing pihak dapat mengintrokspeksi diri berusaha menyadari kesalahan atau kelemahan masing-masing. Alternatif yang terjadi kemudian adalah pertama, dapat hidup berdampingan dengan bekerja sama, atau kedua, masing-masing menjauhkan diri secara tegas karena tidak mungkin dilakukan kerjasama.

4. Akomodasi

Akomodasi adalah suatu keadaan hubungan antara kedua belah pihak yang menunjukkan keseimbangan yang berhubungan dengan nilai dan norma-norma sosial dalam masyarakat. Akomodasi sebenarnya suatu bentuk proses sosial yang merupakan perkembangan dari bentuk pertikaian, dimana masing-masing pihak melakukan penyesuaian dan berusaha mencapai kesepakatan untuk tidak saling bertentangan. Menurut Soedjono, akomodasi adalah suatu keadaan dimana suatu pertikaian atau konflik, mendapat penyelesaian, sehingga terjalin kerja sama yang baik kembali.

Tujuan akomodasi dapat berbeda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :

a. Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi di sini bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa atau kedua pendapat tersebut, agar menghasilkan suatu pola yang baru.

b. Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan, untuk sementara waktu atau secara temporer.

Dari kedua bentuk proses sosial sebagaimana telah diuraikan di atas, merupakan siklus yang senantiasa terjadi dalam kehidupan masyarakat. Mengenai proses keseluruhan, tidak selamanya selalu diawallai oleh bentuk kerjasama, atau bentuk-bentuk yang lainnya; bahkan biasa terjadi pertikaian dapat diselesaikan, sampai terjadi kerja sama.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan antara lain :

1. Proses sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dalam kehidupan bermasyarakat. Perkembangan inilah merupakan dinamika yang tumbuh dari pola-pola perikelakuan manusia yang berbeda menurut situasi dan kepentingannya masing-masing, yang diwujudkan dalam proses hubungan sosial.

2. Interaksi sosial adalah inti dari semua kehidupan sosial, oleh karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Hubungan sosial dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.

Sehingga proses sosial dan interaksi sosial ini sangat berhubungan dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Saran

Sebelum penulis mengakhiri makalah ini ada beberapa saran yang ingin disampaikan oleh penulis, diantaranya adalah :

1. Sebelum melaksanakan enulisan makalahini perlu persiapan yang mata pada penguasaan materi.

2. Mahasiswa harus mempunyai buku referensi / panduan yang sangat berkualitas.

3. Mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sosial.


DAFTAR PUSTAKA

1. Soekanto, Soerjono. 2004, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada – Jakarta

2. Syani Abdul, 2002. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, Penerbit PT. Bumi Aksara

3. Sunarto Kamanto, 2004, Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Revisi, Penerbitan Fakultas Ekonomi VI.

4. Koran Dumai Pos Edisi 2008



KESADARAN NASIONAL, IDENTITAS, DAN PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

KESADARAN NASIONAL, IDENTITAS, DAN PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

A. Pengaruh Perluasan Kekuasaan Kolonial, Perkembangan Pendidikan Barat Dan Pendidikan Islam Terhadap Munculnya Nasionalisme Indonesia

1. Pengaruh kekuasaan kolonial

Sejak awal kedatangan imperialisme Barat, sebagian besar bangsa Indonesia memang belum memiliki dasar pendidikan yang cukup. Pengetahuan yang mereka miliki pada umumnya sangat tradisional dan diperoleh secara turun – temurun. Bangsa – bangsa Barat pun berusaha menguasai Indoensia secara politik, ekonomi, sosial dan budaya. Silih berganti seperti Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda menguasai Indoensia.

Pada masa pendudukannya di Indonesia Belanda menerapkan Pax Nederlandica, yaitu Belanda berusaha menyatukan wilayah Hindia Belanda dalam satu kekuasaan yang terpusat. Hal inilah yang menimbulkan kesadaran bangsa Indonesia dalam mewujudkan pergerakan nasional.

Sejalan dengan berkembangnya paham imperialisme modern di Eropa yang lebih menitikberatkan pada eksploitasi ekonomi, maka dikenallah Politik pintu terbuka, yaitu pemerinta Belanda membuka kesempatan yang seluas – luasnya kepada pemilik modal asing atau perusahaan – perusahaan asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu politik tersebut banyak mendapat kritkan dari berbagai tikoh, antara lain Baron van Hauvel dan Van Deventer.

a. Politk Etis

Setelah mendapat berbagai kritikan atas kebijaksanaan Politik Pintu Terbuka, maka pemerintah Belanda mulai merencanakan programnya untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat dengan perbaikan di bidang irigasi, transmigrasi, dan pendidikan. Politik ini dikenal dengan Politik Etis atau Politik Balas Budi. Politik Etis maksudnya adalah kebijaksanaan yang didasarkan rasa kemanusiaan. Politik Balas Budi maksudnya adalah kebijaksanaan yang dianggap sebagai usaha perbaikan jasa rakyat dan tanah air Indonesia yang telah banyak sekali memberi keuntungan dan kemakmuran bagi Belanda.

b. Tujuan Politik Etis

1. Edukasi, yaitu menyelenggarakan pendidikan

2. Irigasi, yaitu membangun sarana dan jaringan penarian .

3. Kolonisasi, yaitu mengorganisasikan perpindahan penduduk

2. Perkembangan Pendidikan Barat pada Masa Kolonial Belanda

Sejak dilaksanakannya Politik Etis, pemerintah Belanda kemudian banyak mendirikan sekolah dan berjejang mulai dari sekolah yang setingkat SD sampai pendidikan tinggi. Kemudian yang dimaksud dengan pendidikan kolonial adalah pendidikan yang diorganisasi oleh pemerintah kolonial.

Penyelenggaraan pendidikan itu seiring dengan kepentingan pemerintah itu sendiri, berupa kebutuhan akan pegawai terdidik dan terampil, baik di kantor pemerintah atau perkebunan. Karena kepentingan tersebut, pada mulanya pendidikan tidak merata untuk semua orang.

Pelaksanaan pendidikan bagi bangsa Indonesia yang diselenggarakan pemerintah kolonial Belanda mempunyai ciri – ciri sebagai berikut.

a. Penerapan prinsip gradualisme (berangsur – angsur, lambat dan bertahap dalam penyediaan pendidikan bagi anak – anak Indonesia.

b. Dijalakannya sistem dualisme dalam pendidikan yang membedakan pendidikan bagi anak Belanda dan pendidikan bagi bumi putera.

c. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan terbatas, yaitu untuk menghasilkan pegawai administrasi.

d. Tidak adanya perencanaan pendidikan yang sitematis untuk pendidikan bagi anak .

Berikut ini adalah sekolah – sekolah yang berdiri pada masa kolonial Belanda :

a. Pendidikan Setaraf SD, meliputi sekolah – sekolah :

1. Eerste Klasse School (Sekolah Kelas Satu0, yang diperuntukkan bagi anak – anak bangsawan Indonesia, dengan lama pendidikan 4 – 5 tahun.

2. Twede Klasse School (Sekolah kelas satu), yang diperuntukkan bagi anak – anak masyarakat biasa dengan lama pendidikan 3 tahun.

3. Volkschool (Sekolah Desa ), lama pendidikan 3 tahun.

4. Vervolgschool (Sekolah lanjutan), sebagai lanjutan dari Volkschool, lama pendidikan 2 tahun.

5. Schakel School (Sekolah Schakel), yaitu sekolah sambungan yang dapat dilanjutkan ke MULO, lama pendidikan 5 tahun.

6. europese Lagere School /ELS (Sekolah Belanda), Lama pendidikan 7tahun

7. Hollands Inlandse School/HIS (Sekolah Hindia Belanda), lama pendidikan 7 tahun.

8. Hollands Chinese School/HCS (Sekolah cina), lama pendidikan 7 tahun.

b. Pendidikan Setaraf SMP/SMA, yaitu :

1. Meer Uitgebreid Lager Onderwijs/MULO (Pendidikan Rendah Lebih Ekstensif) lama pendidikan 3 – 4 tahun

2. Algemene Middelbare School /AMS (Sekolah Menengah Umum), sebagai lanjutan dari MULO, lama pendidikan 3 tahun

3. Hogere Burgerreschool/HBS (Sekolah Menengah), lama pendidikan 5 tahun

4. Kweek School/KS (Sekolah Guru), lama pendidikan 6 tahun.

c. Pendidikan Tinggi meliputi :

1. Opleiding school voor Inlandse Ambtenaren / OSVIA (Sekolah Pendidikan Pegawai Pribumi)

2. School tot Opleding van Indische Artsen / STOVIA (Sekolah Kedokteran Jawa)

3. Rechts Hooge School / RHS (Sekolah Hakim Tinggi

4. Technishe Hooge School (Sekoalh Teknik Tinggi)

Pendidikan barat tersebut pada kenyataannya hanya dapat dinikmati sebagian kecil anak Indonesia yang memiliki intelektual, dan keuangan yang cukkup. Hal ini karena Belanda tetap berusaha mempersempit kesempatan belajar bagi anak Indonesia dan membuat pendidikan rakyat Indonesia serendah dan selambat mungkin. Meski demikian, politik etis di bidang pendidikan ini nantinya akan melahirkan kaum cerdik pandai yang akan membahayakan kedudukan Belanda sendiri di Indonesia.

3. Perkembangan Pendidikan Indonesia

Ciri pendidikan Islam yaitu :

a. Pendidikan tradisional

b. Pendidikan modern

Metode yang dipakai dalam pendidikan tradisional dilakukan dalam sebuah wadah pesantren. Selain menggunakan media pesantren, proses pendidikan Islam juga dilaksanakan di masjid, langgar atau surat – surau.

Munculnya pendidikan ala Barat menimbulkan pemikiran pada tokoh Islam untuk menggabungkan metode Islam tradisional degan metode modern ala Barat. Sistem dan metode ilmu agama Islam, namun mata pelajaran lain juga dipelajari.

B. Lahirnya Nasionalisme Indonesia

Nasionalisme Indonesia tumbuh pertama kali di kalangan terpelajar. Latar belakang kesadaran akan nasionalisme Indonesia aalah sebagai berikut :

1. Kalangan terpelajar dari berbagai daerah menyadari nasib yang sama sebagai jajahan Belanda

2. Nasib sama itu lebh lanjut memunculkan tekad untuk merdeka sebagai satu bangsa.

Menyadari bahwa bangsa Indonesia memiliki nasib dan tujuan yang sama maka memunculkan kesadaran kebangsaan dan lahirlah pergerakan nasional dalam mewujudkan Indonesia merdeka.

Upaya memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia menghadapi kendala amat berat. Hal ini disebabkan oleh hal berikut :

1. Politik kolonialisme Belanda sudah sudah tertanam lama di tengah kehidupan masyarakat Indonesia

2. Tidak semua masyarakat Indonesia mau merdeka, terutama yang merasakan keuntungan dari pemerintah kolonial.

3. Sebagian besar masyarakat belum menyadari sebagai suatu bangsa mereka masih terikat pada daerah masing – masing.

C. Peranan Golongan Terpelajar, Profesional, dan Pers dalam menumbuh Kembangkan Kesadaran Nasional Indonesia.

Munculnya golongan cerdik pandai membangkitkan kekuatan sosial baru dalam memperjuangkan perbaikan nasib rakyat Indonesia. Mereka tidak hanya menuntut kesejahteraan tetapi juga kemerdekaan nasional.

1. Peranan Golongan Terpelajar

Kebijaksanaan Politik Etis yang diperkenalkan pemerintah Belanda pada tahun 1901, mendorong terbentuknya kelompok sosial baru yaitu kelompok terpelajar atau golongan elite modern yang disebut priyayi. Berakt pendidikan yang mereka terima, kaum terpelajar mempunyai dasar baru yaitu nasionalisme Indonesia. Golongan elite inilah yang menjadi agen dan pelopor peruahan. Perjuangan mereka menggunakan cara – cara baru yaitu pembuatan organisasi dan pers sebagai salah satu media komunikasi modern. Tokoh – tokoh elite modern bermunculan seperti Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Sutomo, Ki Hajar Dewantara, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Ir. Soekarno. Mereka tergerak untuk membebaskan bangsanya dari penjajahan dengan menumbuhkan jiwa nasionalisme di dada para pemuda Indonesia.

2. Peranan Golongan Profesional

Tumbuhnya semangat nasionalisme tertuang dalam berbagai bentuk organisasi kebangsaan. Organisasi – organisasi tersebut pada dasarnya menumbuhkan harga diri dan kepercayaan sebagai manusia merdeka serta kesadaran nasional yang mengarah pada perjuangan untuk lepas dari perjajahan.

3. Peranan Pers

Pers sangat berperan penting dalam menumbuhkan kesadaran nasional. Pers tidaka hanya sekadar memberikan informasi tentang berbagai hal, tetapi juga dapat memengaruhi dan membentuk opini masyarakat. Atas kesadaran ini pada masa pergerakan nasional hampir setiap partai politik dan organisasi massa yang ada di Indonesia mempunyai surat kabar atau majalah.

Pers nasional terus berkmbang sejalan dengan berkobarnya semangat kebangkitan nasional. Pers merupakan alat perjuangan sekaligus pembangkit dan penyebar cita – cita kemerdekaan telah terbit di berbagai kota di bawah pimpinan para tikoh perintis perjuangan kemerdekaan. Beberapa contoh surat kabar / pers pada masa pergerakan nasional antara lain :

a. Darmo Kondo (Surat kabar milik Budi Utomo)

b. Oetoesan Hindia (Surat kabar milik Serikat Islam)

c. De Express dan Het Tijdschrift (Milik organisasi Indische Partij)

d. Hindia Putra, kemudian diganti Indonesia Merdeka (Milik Perhimpunan Indonesia)

e. Mataram (Surat kabar yang beredar di Yogyakarta yang memuat masalah pendidikan, seni dan budaya)

Munculnya berbagai surat kabar tersebut mendapat reaksi dari pemerintah Belanda, yaitu :

a. Memberikan peringatan, jika kritiknya terlalu tajam.

b. Penutupan izin penelitian, jika kritiknya menyerang pemerintahan kolonial Belanda seperti yang dilakukan De Express.

c. Penangkapan staf redaksi dan penulisnya, jika kritikanya mendiskriditkan pimpinan/penjabat pemerintah kolonial Belanda



Diktat Akper "Konsep Keluarga"

KONSEP KELUARGA

Pengertian Keluarga

· Depkes RI (1988)

Unit terkecil dari masyarakat yang t.a kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan

· Malaglaya (1989)

Zat lebih dari 2 individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan at pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

Ciri-ciri Keluarga

· Diikat dalam suatu tali perkawinan

· Ada hubungan darah

· Ada ikatan batin

· Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya

· Ada pengambilan keputusan

· Kerjasama diantara anggota keluarga

· Komunikasi interaksi antara anggota keluarga

· Tinggal dalam satu rumah

Tipe Keluarga

· Keluarga inti (Nuclear Family)

Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

· Keluarga besar (Exstended Family)

Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponaan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

· Keluarga berantai (Serial Family)

Keluarga yang terdapat wanita dan pria yang menikah dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

· Keluarga Duda/janda (Single Family)

Keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian

· Keluarga berkomposisi (composite)

Keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

· Keluarga kabitas (Cahabitation)

2 orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

Struktur Keluarga

· PATRILINEAL : Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi, dengan hubungan disusun melalui jalur garis ayah.

· MATRILINEAL : Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi, dengan hubungan disusun melalui jalur garis ayah.

· MATRILOKAL, Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari istri.

· PATRILOKAL, Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari suami

· KELUARGA KAWINAN, hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

Ciri-ciri Struktur Keluarga

· Ciri struktur keluarga menurut Effendi (1998)

1. Teorganisir : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota dan keluarga.

2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas masing-masing

3. Ada perbedaan dan kekuasaan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi masing-masing

Fungsi Keluarga

· 5 fungsi keluarga yang paling utama, dan terkait erat dengan keperawatan keluarga (Freedman, 1998)

1. Fungsi Afektif

2. Fungsi sosial

3. Fungsi reproduksi

4. Fungsi ekonomis

5. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi Keluarga

Fungsi Afektif

· PENTINGNYA FUNGSI AFEKTIF

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga-perlindungan dan dukungan psikososial bagi para anggotanya.

Keluarga melakukan tugas-tugas yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi para anggotanya dengan memenuhi kebutuhan soaial – emosional anggotanya, mulai dari tahun awal kehidupan individu dan berlangsung sepanjang hidupnya.

· Loveland – Cherry (1989) bahwa kasih sayang dikalangan anggota keluarga menghasilkan suasana emosional pengasuhan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan secara positif. Pengasuhan keluarga berkaitan dengan perilaku promkes dan hasil yang shat.

· Pentingnya mengkaji fungsi afektifkeluarga, karena fungsi afektif bagitu vital bagi keluarga.

· Konseling kesehatan dan penyuluhan kesehatan merupakan strategi penting dalam membantu keluarga menggandalkan hubungan mereka dan memenuhi kebutuhan satu sama lain dengan lebih baik.

· KOMPONEN FUNGSI AFEKTIF

1. Memelihara saling asuh

- Fungsi afektif yang pertama dan paling penting adalah menciptakan dan memelihara sistem saling asuh dalam keluarga

- Mengganggap keluarga sebagai tempat untuk memperoleh kehangatan, dukungan, cinta dan penerimaan

2. Keseimbangan saling menghormati

- Tujuan utama dari pendekatan ini adalah keluarga harus memelihara suasana dimana harga diri dan hak-hak dari kedua orang tua dan anak sangat dijunjung tinggi.

- Menurut Colley (1978) bahwa keseimbangan saling menghormati dapat dicapai apabila setiap anggota keluarga menghormati hak, kebutuhan dan tanggung jawab anggota keluarga yang lain.

3. Pertalian dan identifikasi

- Kekuatan yang besar dibalik persepsi dan kepuasan dari kebutuhan – kebutuhan individu dalam keluarga pertalian atau kasih sayang.

- Identifikasi atau pertalian identitas tergantung pada respon-respon positif dari orang-orang dalam hubungan tersebut

4. Keterpisahan dan kepaduan

- Salah satu masalah pokok psikologis yang sentral dan menonjol yang meliputi kehidupan keluarga adalah cara keluarga memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga dan bagaimana hal ini mempengaruhi identitas dan harga diri individu.

- Minuchin (1974) bahwa pengalaman manusia dalam hal identitas memiliki2 unsur rasa memiliki dan rasa menjadi terpisah.

- Untuk merasakan dan memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga, keluarga harus mencapai pola keterpisahan dan kepaduan.

- Setiap keluarga menghadapi isu-isu keterpisahan dan kepaduan dengan cara yang unik, beberapa keluarga lebih memberikan penekanan pada satu sisi daripada sisi yang lain

- Dalam mengkaji keterpisahan dan kepaduan dalam sebuah keluarga, Hartman dan Laird (1983) melihat pada karakteristik keluarga dalam hubungannya dengan kedekatan yang berlebih-lebihan

· FUNGSI SOSIAL

1. Sosialisasi anggota keluarga merupakan syarat fungsional silang budaya bagi keberlangsungan masyarakat (Leslie dan Korman, 1989).

2. Tujuan fungsi sosial ini untuk mengajarkan anak-anak agar bagimana fungsi dan menerima peran-peran sosial dewasa seperti suami-ayah dan istri-ibu.

3. Penempatan dalam masyarakat atau penganugrahan status merupakan sebuah aspek dari fungsi sosialisasi

4. Keluarga bertanggung jawab dalam menyediakan sosialisasi yang diperlukan dan pengalaman-pengalaman dan pengalaman pendidikan yang mampu membuat individual mampu menerima suatu tugas dan peran kelompok yang konsisten dengan harapan-harapan status.

· FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN

1. Menyediakan kebutuhan fisik (pangan, papan sandang) dan perawatan kesehatan.

2. Perawatan kesehatan yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara individual merupakan bagian yang paling penting dari fungsi keluarga bagi perawatan keluarga.

FUNGSI EKONOMI

· Berupa pemenuhan sumber daya keluarga : Finansial, materi, ruang gerak dan cara pengalokasiannya untuk mengambil keputusan.

· Berguna dalam memenuhi fungsi lainnya

· Keluarga miskin : fungsi ini yang paling utama

FUNGSI REPRODUKSI

· Untuk menjamin kontinuitas keluarga antara generasi dan juga masyarakat

· Saat ini terjadi pergeseran dalam pemenuhan fungis ini pada keluarga modern

TEORI DAN PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

Kerangka konsep/teori keperawatan keluarga

· Kerangka teoritis diperlukan untuk membimbing praktik klinik disemua area perawatan

· Kerangka/perspektif teoritis menyediakan mekanisme dapat mengatur observasi. Penyelidikan dan mengkomunikasikan temuan-temuan (Meleis, 1985)

· Teori yang dipakai oleh perawat keluarga, tergantung pada situasi keluarga, keterampilan, dan pengetahuan perawat, tujuan dan posisi peran perawat.

· Dengan memakai teori-teori yang pakai dalam praktik keperawatan keluarga

· Fawcett (1984), mengelompokkan 6 teori at model konseptual keperawatan ke dalam tipologi :

1. Sistem : model sitem perilaku dari Johnson dan sistem dari Neuman

2. Perkembangan : model perawatan diri orem

3. Model sistem dan interaksi : model sistem terbuka dari king, dan model adaptasi dari roy

4. Interaksi : tidak ada ahli teori utama yang tercatat disini

5. Model sistem dan perkembangan : model proes kehidupan dari rogen

· 5 dari teori dan model keperawatan tersebut menguraikan bagaimana keluaga dimasukkan dalam model dan relevansi model terhadap keperawatan keluarga.

· Model sistem Neuman

- Model ini berhubungan dengan keluarga sehingga penerima askep termasuk keluarga

- Keluarga diuraikan sebagai target yang baik untuk pengkajian dan intervensi primer, skunder dan tertier

- Model ini bermanfaat untuk membimbing praktek keperawatan keluarga

· Model perawatan diri dari Orem

- Berorientasi pada individu sebagai penerima askep yang utama

- (Orem, 1983) : Perawat pembantu pemberi perawatan yang tidak mandiri (anggota keluarga dewa yang merawat individu yang tidak mandiri) dan dalam melaksanakan tugas dianggap sebagai individu daripada keluarga atau subsistem keluarga

- (Chin, 1985) : terdapat kekurangan dari model orem pada keluarga sebagai sebuah unit adalah bahwa syarat-syarat perawatan diri bagi keluarga berbeda dengan individu

· Model sistem terbuka dari King

- King memandang keluarga sebagai sistem sosial dan konsep utama dalam modelnya

- King menguraikan peran perawat pembantu untuk membantu anggota keluarga menyusun tujuan untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan

- Model ini cukup bermanfaat dalam perawatan keluarga

· Model adaptasi dari roy

- Berorientasi pada keluarga dan juga individu, kelompok, organisasi sosial serta komunitas dapat dianalisis dan fokus praktik keperawatan

- Roy mengatakan masalah keperawatan melibatkan mekanisme koping yang tidak efektif, yang menyebabkan respon yang tidak efektif, merusak integritas individu

- Teori ini menekankan promkes dan pentingnya membantu klien dalam memanipulasi lingkungan

· Model proses kehidupan Roger

- Beroirientasi pada proes kehidupan manusia

- Tujuan : untuk meningkatkan interaksi simfonis antara manusia dan lingkungan-nya (Meleis, 1985)

Tingkat Pencegahan

· Leavell dkk (1965), mengembangkan kerangka kerja yang tingkat pencegahan

· Yang digunakan untuk menjelaskan tujuan dari keperawatan keluarga

· Tingkat pencegahan mencakup seluruh spektrum kesehatan dan penyakit juga tujuan untuk masing-masing tingkatan

1. Pencegahan primer

- Meliputi peningkatan kesehatan dan tindakan preventif khusus dirancang untuk menjaga bebas dari penyakit cedera

2. Pencegahan skunder

- Meliputi deteksi dini, diagnosa dan pengobatan

3. Pencegahan tertier

- Meliputi tahap penyembuhan dan rehabilitasi. Dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien dan memaksimalkan tingkat fungsinya.

Perkembangan teori Keperawatan Keluarga

· Teori berkembang dari era kolonial, pra industrialisasi sampai ke era industrialisasi

· Keperawatan kesehatan masyarakat, KIA dan kebidanan berdiri sebagai keperawatan yang terpusat kepada keluarga.

· Pada keahlian bidang keperawatan tersebut paling memberikan perhatian dalam keluarga adalah keperawatan komunitas

Proses Keperawatan Keluarga

· Suatu proses yang memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja dengan keluarga dan anggota keluarga individu

· Proes keperawatan menjadi pusat bagi semua tindakan keperawatan, dapat diaplikasikan dalam kondisi apapun, dalam kerangka refrensi, konsep, teori atau falasafah tertentu

· Merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja dengan individu, keluarga, kelompok atau komunitas.

· Proses keperawatan keluarga akan relatif berbeda pada siapa yang menjadi fokus perawatan

· Perbedaan fokus tersebut tergantung pada konseptulisasi keluarga dari perawatan tersebut dalam praktiknya.

· Dasar dari proses keperawatan adalah menggunakan cara-cara ilmiah dalam menganalisa data sehingga mencapai kesimpulan yang logis dalam menyelesaikan masalah secara rasional dan masuk akal.

DASAR-DASAR PELAYANAN KEPERAWATAN KELUARGA

Konsep Pelayanan Keperawatan Keluarga

· Keluarga membentuk unit dasar dari masyarakat, maka lembaga sosial yang paling banyak memiliki efek-efek sosial yang paling banyak memiliki efek-efek yang paling menonjol terhadap anggotanya.

· Unit dasar ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan seorang individu yang dapat menentukan berhasil-tidaknya kehidupan individu tersebut.

· Tujuan utama keluarga adalah sebagai perantara yaitu menanggung semua harapan-harapan dan kewajiban-kewajiban masyarakat serta membentuk dan mengubahnya sampai taraf tertentu hingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan setiap individu dalam keluarga.

· Bersamaan dengan itupula, keluarga mengadakan penerimaan baru bagi masyarakat dan menyiapkan anak-anak untuk menerima peran-peran dalam masyarakat (Williams dan Leaman, 1973).

· Setiap anggota keluarga memiliki keb dasar fisik, pribadi dan sosial. Keluarga harus berfungsi menjadi perantara bagi tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan dari semua individu yang ada dalam unit tersebut

· Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga dan menstabilisasikan kehidupan masyarakat yaitu memenuhi kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi dan kebutuhan seksual

· Keluarga telah lama dilihat sebagai konteks yang paling vital bagi pertumbuhan dan perkembnagan yang sehat. Keluarga memiliki pengaruh yang penting sekali terhadap pembentukan identitas seorang individu dan perasaan individu

Perspektif Kesehatan Keluarga

· Dalam penelitian keluarga, kesehatan keluarga paling sering dikonseptualisasikan sebagai berfungsinya keluarga atau adaptasi keluarga (McCubin dan Patterson, 1983)

· Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 1974) menyatakan bahwa kesehatan keluarga mengandung arti fungsi keluarga sebagai pelaku sosial primer dalam peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.

· Kesehatan keluarga menunjukkan kepada keadaan dimana terjadi proses internal atau dinamika, seperti hubungan interpersonal para anggota keluarga.

· Fokusnya terletak pada hubungan antara keluarga dan subsistem-subsitemnya, seperti oarang tua, atau keluarga dan para anggotanya.

· Jika sebuah perspektif diangkat, hasil interaksi internal dan pertukaran internal antara keluarga dan lingkungannya akan ditekankan.

· Salah satu hasilnya adalah keseimbangan antara pertubuhan atau perubahan dan stabilitas dalam keluarga (Wright dan Leahey, 1984).

· Kedua kecenderungan tersebut dibutuhkan bagi keseimbangan dalam keluarga yang layak agar dapat berfungsi dengan sehat

Karakteristik Pelayanan Keperawatan Keluarga

· Status sehat/sakit para anggota keluarga saling mempengaruhi satu sama lain.

· St peny dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi jalannya st peny dan status kesehatan anggotanya. Karena itu, pengaruh dari status sehat/sakit pada keluarga saling mempengaruhi atau sangat bergantung satu sama lain (Gilliss et al., 1989 ; Wright dan Leahey, 1984).

· 6 tahap sehat/sakit dan interaksi keluarga

1. Tahap pencegahan sakit dan pengurangan resiko

- Keluarga dapat memainkan satu peranan vital dalam upaya peningkatan kesehatan dan pengurangan resiko.

- Ada banyak bentuk peningkatan kes, pencegahan dan pengurangan resiko.

- Kebanyakan hal-hal tersebut bergerak sekitar masalah-masalah pola hidup.

2. Tahap gejala peny yang dialami oleh keluarga dan penilaian

- Tahap ini dimulai jika gejala-gejalanya :

1. Diketahui

2. Diinterpretasikan sejauh mana menyangkut keseriusan, kemungkinan penyakit

3. Ditemukan dengan berbagaimasalah

- Tahap ini t.d kepercayaan-kepercayaan menyangkut gejala-gejala at peny dari anggota kel dan bagaimana menangani penyakit tersebut (Doherty dan Camphel, 1988)

3. Tahap mencari Perawatan

- Tahap ini dimulai ketika keluarga menyatakan bahwa anggota keluarga yang sakit benar-benar sakit dan membutuhkan pertolongan.

- Orang yang sakit dan keluarga mulai mencari informasi, penyembuhan, nasehat dari keluarga luas, teman-teman, tetangga dan non profesional lainnya

- Keputusan menyangkut apakah penyakit dari seorang anggota keluarga harus ditangani dirumah atau disebuah klinik medis atau rumah sakit, cenderung dirundingkan dikalangan keluarga

- Kanpp dkk (1966) bahwa keluarga merupakan sumber informasi yang paling sering disebutkan dalam kaitannya dengan perawatan dirumah dan pengobatan sendiri.

4. Kontak kel dengan tahap sistem sehat

- Tahap ini dimulai ketika kontak mulai dilakukan dengan lembaga kesehatan atau profesional dibanding kesehatan atau dengan seorang praktisi lokal (dukungan).

- Pratt, (1976) bahwa keluarga merupakan instrumen dalam membuat keputusan menyangkut dimana penanganan harus diberikan dan oleh siapa

5. Respon akut tahap keluarga dan pasien

- Hal ini dicirikan oleh satu ketergantungan pada nasehat dari profesional dibanding kesehatan tersebut, keinginan untuk mentaati nasihat medis dan berupaya untuk sembuh

- Parson (1951) bahwa satu keadaan sosial “peran sakit” akan dipengaruhi oleh latar belakang sosial budaya dan keistimewaan keluarga

- “peran sakit” akan tampak pada perubahan peran ibu ketika sakit

- Litman (1974) menjelaskan kesulitan dihadapi seorang ibu ketika ia sakit : Dalam memandang peran ibu yang sangat penting dan tersebar luas sebagai seorang pelaku penyembuhan dan perawatan dalam ruang lingkup keluarga, ibu tersebut tidak hanya menemukan betapa sulitnya memenuhi kewajibannya terhadap semua anggota keluarga dalam rumah tangganya ketika satu atau lebih menderita sakit, tapi ia bisa mengalami banyak kesulitan dalam menjaga peran normalnya dan tanggung jawabnya ketika ia sendiri yang sakit.

- Unit keluarga memainkan peranan yang sangat penting dalam menentukan prilaku ps dari anggota keluarnya yang sakit

- Keluarga juga bersifat instrumental dalam memutuskan dimana penanganan harus diberikan-dirumah sakit, di rumah atau diklinik.

- Jenis perawatan kesehatan yang dicari amat sangat berbeda dan semua harus diperhitungkan sebagai sumber perawatan kesehatan

- Abernathy dan Screms, (1971) bahwa keluarga memutuskan tentang klinik dan pemberi jasa kesehatan mana yang akan dihubungi, meskipun variabel-variabel itu dapat diterima, cocok dan pelayanan dipandang emmadai, dan seriusnya kondisi, dekatnya dan kemampuan mengakses ke st fasilitas perawatan primer nampak juga merupakan st determinan utama yang dihubungi oleh keluarga.

6. Tahap adaptasi terhadap penyakit dan pemulihan

- Adanya st penyakit yang serius dan kronis pada diri seorang anggota keluarga biasanya memiliki pengaruh yang mendalam pada sistem kel, khususnya pada struktur perannya dan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga.

- Keluarga memainkan st peran bersifat mendukung selama penyembuhan dan pemulihan klien. Apabila dukungan semacam ini tidakada, maka keberhasilan penyembuhan/pemulihan (rehabilitasi) sangat berkurang

Peran Perawat Kesehatan Keluarga

· Tinkham dan Voorhies (1984) bahwa keluarga menyediakan sumber-sumber yang penting untuk memberikan pelayanan kesehatan yang penting bagi orang

· Perawatan kesehatan keluarga merujuk kepada keluarga sebagai pasien dari perawat kesehatan komunitas, dengan fokus utamanya pada kebutuhan-kebutuhan kesehatan keluarga dan resolusinya

· Fungsi peran perawat kesehatan keluarga

- Dalam sebuah unit keluarga, disfungsi apa saja (penyakit, cedera atau perpisahan) yang mempengaruhi satu atau lebih anggota keluarga, dan dalam hal tertentu, seringkali akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan unit ini secara keseluruhan

- Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya.

- Tujuannya adalah untuk mengangkat derajat kesehatan keluarga secara menyeluruh, yang mana secara tidak langsung mengangkat derajat kesehatan dari setiap anggota keluarga

- Upaya menemukan kasus merupakan satu alasan bagus lainnya untuk memberikan perawatan kesehatan

- Mengingat keluarga merupakan sistem pendukung yang vital bagi individu-invididu, sumber dari kebutuhan ini perlu dinilai dan disatukan kedalam perencanaan tindakan bagi individu-individu

PELAYANAN KEPERAWATAN

KESEHATAN DIRUMAH (HOME CARE)

Konsep Dasar

· Perawatan dirumah (home care) dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859

· Home care dalam bentuk kunjungan perawat kerumah untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat dirumah sakit.

· Salah satu jenis perawatan jangka panjang (Long term care) yang diberikan tenaga profesional yang telah mendapatkan pelatihan

· Beberapa literatur pengertian home care adalah

1. Home care merupakan lanjutan askep dari rumah sakit yang sudah termasuk rencana pemulangan (discharge planning) dan dapat dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas dimana ps berada atau tim perawatan khusus yang menangani perawatan dirumah.

2. Home cara merupakan bagian dari askep keluarga sebagai tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas

3. Home care merupakan suatu komponen rentang keperawatan kesehatan yang berkesinambungan dankomphrensif diberikan pada individu dan keluarga ditempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal

· Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinsikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan dirumah melalui staf atau pengatur berdasarkan perjanjian kerja (kontrak). (Warola, 1980 Depkes).

· Alasan Home care merupakan alternatif :

1. Lebih hemat biaya

2. Lingkungan memberikan efek terapeutik

3. Pemberdayaan keluarga dalam asuhan klien lebih optimal

4. Mengurangi lamanya waktu dirawat dirumah sakit

5. Memberikan kesempatan bagi kasus tertentu yang memerlukan rawat lama misalnya penyakit kronis atau kasus terminal.

· Tujuan Home Care :

1. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidupnya

2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan

3. Menguatkan fungsi keluarga dan keadekuatan antar keluarga

4. Membantu klien tinggal atau kembali kerumah dan mendapatkan perawatan yang diperlukan, rehabilitasi atau perawatan paliatif

5. Biaya kesehatan akan lebih terkendali

Lingkup Praktik Keperawatan di Rumah

· Meliputi askep perinatal, neonatal, anak, dewasa, maternitas dan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.

· Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :

- Pengkajian bio-psiko-sosio-spiritual dengan pem fisik, observasi dan wawasan secara langsung

- Menentukan masalah keperawatan

- Membuat perencanaan dan

- Melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tentang untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan keperawatan atau tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis) memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan

- Melakukan evalusi

1. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang diberikan kepada klien

2. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain klu praktik dilakukan secara berkelompok

3. Memastikan terapi yang klien didapat sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan pelayanan/asuhan yang dterima oleh klien

4. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan dirumah dilakukan, mencakup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus dilakukan

Jenis pelayanan Keperawatan Dirumah

1. Individu yang sakit memerlukan askep untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit

2. Pelayanan atau askep masyarakat yang fokusnya pada promosi dan prevensi.

Pelayanan mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbang anak, mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua serta tentang diit.

3. Pelayanan yang mencakup penyakit terminal misalnya kanker, penyakit kronis seperti diabet, stroke, hipertensi, masalah kejiwaan.

Mekanisme Home Care

1. Pasien/klien rawat inap/jalan harus diperiksa di oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk dirawat dirumah atau tidak

2. Selanjutnya apabila dokter telah menentukan bahwa klien layak dirawat dirumah maka dilakukan pengkajian oleh staf dari pengelola home care, kemudian bersama klien dan keluarga menentukan masalah, membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, jenis sistem pembayaran serta jangka waktu pelayanan

3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksanaan pelayanan keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direktur oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordnator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus

4. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan

· Persyaratan ps/klien yang menerima home care :

1. Mempunyai keluarga atau pihak yang bertanggung jawab atau menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola

2. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (informed consent)

3. besedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan keehatan dirumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan.



Jempolnya Dong...!!!

yahooo misengeR

Pengikut


widgeo
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x



Gratisan Musik

About this blog



Sebagai kuli ngetik,,,
nyaris tiap hari rie mijitin ne keyboard,,,
**bahkan kata nyaris bisa dihilangkan**
makanya @rie ^bergiat^ buat blog biar apa yg @den kerjakan setiap hari bisa bermanfaat juga u/ org laen...
tapi g' semua yg kita ketik kita postingin disini,,,
harus melalui tahap seleksi dulu donk...
^g' mungkin kale surat cere d publicasikan^
he_3
*moga artikelnya bermanfaat* (cozy) enjoy to my blog,,,,

about me,,, ariebae <~ http://ariebae.co.cc