KESADARAN NASIONAL, IDENTITAS, DAN PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN
A. Pengaruh Perluasan Kekuasaan Kolonial, Perkembangan Pendidikan Barat Dan Pendidikan Islam Terhadap Munculnya Nasionalisme
1. Pengaruh kekuasaan kolonial
Sejak awal kedatangan imperialisme Barat, sebagian besar bangsa
Pada masa pendudukannya di Indonesia Belanda menerapkan Pax Nederlandica, yaitu Belanda berusaha menyatukan wilayah Hindia Belanda dalam satu kekuasaan yang terpusat. Hal inilah yang menimbulkan kesadaran bangsa
Sejalan dengan berkembangnya paham imperialisme modern di Eropa yang lebih menitikberatkan pada eksploitasi ekonomi, maka dikenallah Politik pintu terbuka, yaitu pemerinta Belanda membuka kesempatan yang seluas – luasnya kepada pemilik modal asing atau perusahaan – perusahaan asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu politik tersebut banyak mendapat kritkan dari berbagai tikoh, antara lain Baron van Hauvel dan Van Deventer.
a. Politk Etis
Setelah mendapat berbagai kritikan atas kebijaksanaan Politik Pintu Terbuka, maka pemerintah Belanda mulai merencanakan programnya untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat dengan perbaikan di bidang irigasi, transmigrasi, dan pendidikan. Politik ini dikenal dengan Politik Etis atau Politik Balas Budi. Politik Etis maksudnya adalah kebijaksanaan yang didasarkan rasa kemanusiaan. Politik Balas Budi maksudnya adalah kebijaksanaan yang dianggap sebagai usaha perbaikan jasa rakyat dan tanah air
b. Tujuan Politik Etis
1. Edukasi, yaitu menyelenggarakan pendidikan
2. Irigasi, yaitu membangun sarana dan jaringan penarian .
3. Kolonisasi, yaitu mengorganisasikan perpindahan penduduk
2. Perkembangan Pendidikan Barat pada Masa Kolonial Belanda
Sejak dilaksanakannya Politik Etis, pemerintah Belanda kemudian banyak mendirikan sekolah dan berjejang mulai dari sekolah yang setingkat SD sampai pendidikan tinggi. Kemudian yang dimaksud dengan pendidikan kolonial adalah pendidikan yang diorganisasi oleh pemerintah kolonial.
Penyelenggaraan pendidikan itu seiring dengan kepentingan pemerintah itu sendiri, berupa kebutuhan akan pegawai terdidik dan terampil, baik di kantor pemerintah atau perkebunan. Karena kepentingan tersebut, pada mulanya pendidikan tidak merata untuk semua orang.
Pelaksanaan pendidikan bagi bangsa
a. Penerapan prinsip gradualisme (berangsur – angsur, lambat dan bertahap dalam penyediaan pendidikan bagi anak – anak
b. Dijalakannya sistem dualisme dalam pendidikan yang membedakan pendidikan bagi anak Belanda dan pendidikan bagi bumi putera.
c. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan terbatas, yaitu untuk menghasilkan pegawai administrasi.
d. Tidak adanya perencanaan pendidikan yang sitematis untuk pendidikan bagi anak .
Berikut ini adalah sekolah – sekolah yang berdiri pada masa kolonial Belanda :
a. Pendidikan Setaraf SD, meliputi sekolah – sekolah :
1.
2.
3. Volkschool (Sekolah Desa ), lama pendidikan 3 tahun.
4. Vervolgschool (Sekolah lanjutan), sebagai lanjutan dari Volkschool, lama pendidikan 2 tahun.
5.
6. europese
7.
8. Hollands Chinese School/HCS (Sekolah cina), lama pendidikan 7 tahun.
b. Pendidikan Setaraf SMP/SMA, yaitu :
1. Meer Uitgebreid Lager Onderwijs/MULO (Pendidikan Rendah Lebih Ekstensif) lama pendidikan 3 – 4 tahun
2.
3. Hogere Burgerreschool/HBS (Sekolah Menengah), lama pendidikan 5 tahun
4. Kweek School/KS (Sekolah Guru), lama pendidikan 6 tahun.
c. Pendidikan Tinggi meliputi :
1. Opleiding school voor Inlandse Ambtenaren / OSVIA (Sekolah Pendidikan Pegawai Pribumi)
2. School tot Opleding van Indische Artsen / STOVIA (Sekolah Kedokteran Jawa)
3.
4.
Pendidikan barat tersebut pada kenyataannya hanya dapat dinikmati sebagian kecil anak
3. Perkembangan Pendidikan
Ciri pendidikan Islam yaitu :
a. Pendidikan tradisional
b. Pendidikan modern
Metode yang dipakai dalam pendidikan tradisional dilakukan dalam sebuah wadah pesantren. Selain menggunakan media pesantren, proses pendidikan Islam juga dilaksanakan di masjid, langgar atau
Munculnya pendidikan ala Barat menimbulkan pemikiran pada tokoh Islam untuk menggabungkan metode Islam tradisional degan metode modern ala Barat. Sistem dan metode ilmu agama Islam, namun mata pelajaran lain juga dipelajari.
B. Lahirnya Nasionalisme
Nasionalisme
1. Kalangan terpelajar dari berbagai daerah menyadari nasib yang sama sebagai jajahan Belanda
2. Nasib sama itu lebh lanjut memunculkan tekad untuk merdeka sebagai satu bangsa.
Menyadari bahwa bangsa
Upaya memperjuangkan kemerdekaan bangsa
1. Politik kolonialisme Belanda sudah sudah tertanam lama di tengah kehidupan masyarakat
2. Tidak semua masyarakat
3. Sebagian besar masyarakat belum menyadari sebagai suatu bangsa mereka masih terikat pada daerah masing – masing.
C. Peranan Golongan Terpelajar, Profesional, dan Pers dalam menumbuh Kembangkan Kesadaran Nasional
Munculnya golongan cerdik pandai membangkitkan kekuatan sosial baru dalam memperjuangkan perbaikan nasib rakyat
1. Peranan Golongan Terpelajar
Kebijaksanaan Politik Etis yang diperkenalkan pemerintah Belanda pada tahun 1901, mendorong terbentuknya kelompok sosial baru yaitu kelompok terpelajar atau golongan elite modern yang disebut priyayi. Berakt pendidikan yang mereka terima, kaum terpelajar mempunyai dasar baru yaitu nasionalisme
2. Peranan Golongan Profesional
Tumbuhnya semangat nasionalisme tertuang dalam berbagai bentuk organisasi kebangsaan. Organisasi – organisasi tersebut pada dasarnya menumbuhkan harga diri dan kepercayaan sebagai manusia merdeka serta kesadaran nasional yang mengarah pada perjuangan untuk lepas dari perjajahan.
3. Peranan Pers
Pers sangat berperan penting dalam menumbuhkan kesadaran nasional. Pers tidaka hanya sekadar memberikan informasi tentang berbagai hal, tetapi juga dapat memengaruhi dan membentuk opini masyarakat. Atas kesadaran ini pada masa pergerakan nasional hampir setiap partai politik dan organisasi
Pers nasional terus berkmbang sejalan dengan berkobarnya semangat kebangkitan nasional. Pers merupakan alat perjuangan sekaligus pembangkit dan penyebar cita – cita kemerdekaan telah terbit di berbagai
a. Darmo Kondo (
b. Oetoesan Hindia (
c. De Express dan Het Tijdschrift (Milik organisasi Indische Partij)
d. Hindia Putra, kemudian diganti Indonesia Merdeka (Milik Perhimpunan
e. Mataram (
Munculnya berbagai
a. Memberikan peringatan, jika kritiknya terlalu tajam.
b. Penutupan izin penelitian, jika kritiknya menyerang pemerintahan kolonial Belanda seperti yang dilakukan De Express.
c. Penangkapan staf redaksi dan penulisnya, jika kritikanya mendiskriditkan pimpinan/penjabat pemerintah kolonial Belanda
0 komentar:
Posting Komentar