Prilaku Menyimpang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tentang Prilaku Menyimpang

Saya mengambil judul makalah “Perilaku Menyimpang” ini karena dilatar belakangi dengan banyaknya perilaku menyimpang yang dilarang oleh hukum dan aturan norma-norma setempat namun tetap saja dilanggar dengan sengaja ataupun secara tidak disengaja.

Perilaku menyimpang secara pandangan umum tidak selalu berarti negatif, karena menyimpang memiliki dua sudut pengertian secara umum orang yang menyimpang karena berpikir dan berprilaku konstruktif adalah karena berani melawan kezaliman yang menjadi aturan umum meski sebenarnya tidak benar. Akan tetapi prilaku menyimpang juga belum tentu diartikan konstruktif sebab bisa dikatakan justru merupakan prilaku yang sangat negatif, karena penyimpangan juga terjadi pada hal-hal yang dianggaptidak disenangi dan dianggap terlalu berlebihan untuk dipatuhi.

Dasar pengakategorian penyimpangan didasari oleh perbedaan perilaku, kondisi dan orang. Penyimpangan dapat didefinisikan secara statistik, absolut, reaktifis atau normatif. Perbedaan yang menonjol dari keempat sudut pandang pendefinisian itu adalha pendefinisian oleh para reaktifis atau normatif yang membedakannya dari kedua sudut pandang lainnya. Penyimpangan secara normatif didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap norma, di mana penyimpangan itu adalah terlarang atau terlarang bila diketahui dan mendapat sanksi. Jumlah dan macam penyimpangan dalam masyarakat adalah relatif tergantung dari besarnya perbedaan sosial yang ada di masyarakat.

Penyimpangan adalah relatif terhadap norma suatu kelompok atau masyarakat. Karena norma berubah maka penyimpangan berubah yang sulit adalah untuk menentukan suatu penyimpangan karena tidak semua orang menganut norma yang sama sehingga ada perbedaan mengenai apa yang menyimpang dan tidak menyimpang. Tetapi perilaku menyimpang. Orang yang dianggap menyimpang melakukan perilaku menyimpang. Tetapi prilaku menyimpang bukanlah kondisi yang perlu untuk menjadi seorang penyimpang. Penyimpang adalah orang-orang yang mengadopsi peran penyimpang, atau yang disebut penyimpangan sekunder. Par apenyimpang mempelajari peran penyimpang dan pola-pola prilaku menyimpang sama halnya dengan orang normal yang mempelajari peran dan norma sosal yang normal. Untuk mendapatkan pemahaman penuh terhadap penyimpangan diperlukan pengetahuan tentang proses keterlibatan melakukan prilaku menyimpang dan peran serta tindakan korbannya.

Prilaku menyimpang sebagai suatu proses adalah prilaku manusia dan dapat dimengerti hanya kerangka kerja perilaku dan pikiran manusia lainnya. Seseorang menjadi penyimpang sama halnya dengan seseorang menjadi apa saja, yaitu dengan proses belajar norma dan nilai suatu kelompok dan penampilan peran sosial. Ada nilai normal dan ada nilai menyimpang. Perbedaannya adalah isi nilai, norma dan peran. Melihat penyimpangan dalam konteks norma sosial membuat kita dapat melihat dan mengiterpretasikan arti penyimpangan bagi penyimpang dan orang lain peran penyimpang adalah peran yang kuat karena cenderung menutupi peran lain yang dimainkan seseorang. Lebih jauh lagi, peran menyimpang menuruti harapan prilaku tertentu dalam situasi tertentu. Pecandu obat menuruti harapan peran pecandu obat seperti juga penjahat menuruti harapan peran penjahat.

Prilaku menyimpang yang terarah dapat menghasilkan sesuatu yang positif sedangkan yang tidak dikendalikan dengan benar akan menghasilkan sesuatu yang negatif. Secara sosiologis prilaku menyimpang diartikan sebagai setiap prilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan hukum yang ada didalam masyarakat.

Daam perspektif sosiologi prilaku menyimpang terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturran sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Prilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Dengan demikian penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai suatu pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.

B. Tujuan Penulisan Tentang Perilaku Menyimpang

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Menjelaskan konsep-konsep arti definisi tentang prilaku menyimpang

· Menurut Robert M.z

· Menurut James IV Van Der Zanden

· Menurut Lemert

· Teori-teori sosiologi mengenai prilaku menyimpang

- Teori biologis

- Teori psikologi

- Teori sosialisasi

- Teoritransmisi budaya

- Teori anomo

2. Mengidentifikasi konsep-konsep arti definisi prilaku menyimpang dan teori-teori sosiologi

Memberikan pemaparan uraian makalah yang relevan sesuai dengan konsep perilaku menyimpang

Memaparkan macam-macam atau jenis-jenis penyimpangan individual (individual diviation)

Memberi contoh-contoh mengenai masalah prilaku menyimpang

Mengidentifikasi pemecahan masalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep-Konsep Arti Definisi Perilaku Menyimpang dan Teori-Teori Sosiologi

Untuk mengetahui lebih jelas tentang prilaku menyimpang dalam sosial berikut ini merupakan arti definisi atau pengertian penyimpangan sosial (sosial deviation).

1. Menurut Robert M.Z. Lawang penyimpangan perilaku adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang.

2. Menurut James W. Van Der Zanden perilaku menyimpang yaitu perilaku yang bagi sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang tercela dan di luar batas toleransi.

3. Menurut Lemert penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer adalah suatu bentuk perilaku menyimpang yang bersifat sementara dan tidak dilaakukan terus-menerus sehingga masih dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar rambu lalu lintas, buang sampah sembarangan, dll. Sedangkan penyimpangan sekunder yakni perilaku menyimpang yang tidak mendapat toleransi dari masyarakat dan umumnya dilakukan berulang kali seperti merampok, menjambret, memakai narkoba, menjadi pelacur, dan lain-lain.

4. Teori-teori sosiologi mengenai perilaku menyimpang

Betapapun efesiennya pengendalian sosial, masih akan tetap ada beberapa orang yang menjadi penyimpang. Mengapa demikian?

· Teori Biologis

Sebagian orang tidak dapat menyesuaikan diri disebabkan oleh adanya cacat tubuh, mereka yang menyandang cacat fisik dan mental yang parah tidak mungkin dapat menerapkan segenap perilaku yang diharapkan. Namun, penyimpangan yang disebabkan oleh ketidak mampuan biologis untuk menyesuaikan diri, tidaklah selalu terjadi dan tampaknya hanya merupakan bagian kecil dari semua bentuk penyimpangan yang tidak disenangi masyarakat.

Teori yang paling terperinci adalah teori yang dikemukakan oleh Sheldon yang mengidentifikasikan tipe tubuh menjadi tiga tipe dasar :

1. Endo morph (bundar, halus, gemuk)

2. mesomorph (berotot, atletis) dan

3. Ectomorph (tipis, kurus).

· Teori Psikologi

Terlepas dari kadar cacat mental dan penyakit mental, teori psikologis tetap bertumpang tindih dengan teori biologis. Tidak dapat disangkal bahwa penyakit mental dan gangguan keperibadian berkaitan erat dengan beberapa bentuk perilaku menyimpang.

Hubungan kedua hal tersebut digambarkan sebagai berikut :

“Dia seorang penyimpang karena dia sakit mental”.

“Mengapa anda mengatakna dia sakit” mental?”

“Karena perilakunya menyimpang”.

· Teori sosialisasi

Teori sosialisasi didasarkan pada pandangan teori fungsional yang mengatakan bahwa ada norma inti dan nilai-nilai tertentu yang disepakati oleh segenap anggota masyarakat.

Teori sosialisasi tertuju bahwa perilaku sosial, baik yang bersifat menyimpang maupun yang patuh, dikendalikan terutama oleh norma dan nilai-niai yang dihayati. Penyimpangan disebabkan oleh adanya gangguan (disrupsi) pada proses penghayatan dan pengalaman nilai-nilai tersebut dalam perilaku seseorang.

· Teori Transmisi Budaya

Kebudayaan khusus yang menyimpang bilamana sebagian besar teman seseorang adalah penyimpang, maka orang itu mungkin akan menjadi penyimpang juga.

· Teori Anomi

Teori anomi adalah teori struktural tentang penyimpang yang paling penting selama lebih dari lima puluh tahun. Teori anomi menempatkan ketidak seimbangan nilai dan norma dan norma dalam masyarakat sebagai penyebab penyimpangan, dimana tujuan-tujuan budaya lebih ditekankan dari pada cara-cara yang tersedia untuk mencapai tujuan budaya lebih ditekankan dari pada cara-cara yang tersedia untuk mencapai tujuan budaya itu. Sebagian besar orang menganut norma-norma masyarakat dalam waktu yang lama, sementara orang atau kelompok lainnya melakukan penyimpangan.

Teori sosiologi atau teori belajar memandang penyimpangan muncul dari konflik normatif dimana individu dan kelompok belajar norma-norma yang membolehkan penyimpangan dalam keadaan tertentu.

· Teori Rekas II masyarakat

Teori ini yang juga disebut teori pemeraian cap (labeing theory) mulai dengan kenyataan bahwa penyimpangan lahir karena adanya batasan (definisi) atas suatu perbuatan yang disebutkan perbuatan menyimpang. Kita tidak mungkin memiliki pelangaran hukum tanpa pembuat hukum. Teori reaksi masyarakat menekankan timbulnya penyimpangan melalui proses pemberian cap. Dengan mencap suatu perbuatan sebagian perbuatan menyimpang, maka itu berarti kita mulai menciptakan serangkaian perbuatan yang cenderung mendorong orang untuk melakukan penyimpangan yang lebih besar, dan ahirnya menciptakan pola hidup menyimpan. Jadi, tindakan pemberian cap mengawali pembenaran-ramalam-pribadi (self-fulfilling prophesy).

· Teori Kontrol

Perspektif kontrol adalah perspektif yang terbatas untuk penjelasan dilenkuensi dan kejahatan. Teori ini meletakkan penyebab kejahatan pada lemahnya ikatan individu atau ikatan sosial dengan masyarakat atau macetnya integrasi sosial.

· Teori Konflik

Teori konflik adalah pendekatan terhadap penyimpangan yang paling banyak di aplikasikan kepada kejahatan. Walaupun banyak juga digunakan dalam bentuk-bentuk penyimpangan lainnya.

B. Pemaparan Uraian yang Relevan Sesuai Dengan Konsep Prilaku Menyimpang

Dasar pengakategorian penyimpangan didasari oleh perbedaan perilaku, kondisi dan individu, penyimpangan dapat didefenisikan secara statistik, absolut,reaktifis, dan normatif. Perbedaan yang menonjol dari keempat sudut pandang pendefenisian ini adalah pendefinisian oleh para reaktifis dan normatif yang membedakannya dari kedua sudut pandang lainnya.

Pendekatan individu tentang penyimpangan mengakitkan proses menjadi penyimpang dengan suatu yang ada dalam diri manusia, psikologi atau biologi. Teori individual sama dengan model pandangan medis yang mengkaitkan penyimpangan dengan kesakitan (illness), yang membutuhkan perawatan dan penyembuhan. Pandangan psikiatri dan psikoanalisis adalah sama dengan hal mencari akar penyimpangan pada pengalaman masa kecil, tetapi pandangan psikoanalisis lebih menekankan keterbelakangan dalam perkembangan kepribadian, konflik seksual dan alam pikiran bawah sadar. Tetapi tidak ada metode yang dapat membutikan perbedaan yang konsisten antara penyimpang dan non penyimpang berdasarkan kepribadian bawaan.

C. Macam-Macam atau Jenis-Jenis Penyimpangan Individual (Individual Deviation).

Penyimpangan individual atau personal adalah suatu perilaku pada seseorang dengan melakukan pelanggaran terhadap suatu norma pada kebudayaan yang telah mapan akibat sikap perilaku yang jahat atau terjadinya gangguan jiwa pada seseorang.

Tingkatan bentuk penyimpangan seseorang pada norma yang berlaku :

1. Tidak patuh dan taat perkataan orang tua untuk perbaikan diri sendiri serta tetap melakukan perbuatan yang tidak disukai orangtua yang mungkin anggota keluarga lainnya.

2. Tidak mengindahkan perkataan orang-orang disekitarnya yang memiliki wewenang seperti guru, kepala sekolah, ketua RT RW, pemuka agama, pemuka adat, dan lain sebagainya.

3. Melakukan pelanggaran terhadap norma yang berlaku di lingkungannya.

4. Melakukan tindak kejahatan atau kerusuhan dengan tidak peduli terhadap peraturan atau norma yang berlaku secara umum dalam lingkungan bermasyarakat sehingga menimbulkan keresahan, ketidakamanan, ketidaknyamanan atau bahkan merugikan, menyakiti, dll.

Macam-macam bentuk penyimpangan indivisual :

1. Tindak kriminal atau kejahatan

Misalnya pencurian, penodongan ditempat-tempat sunyi, korupsi, pengrusakan, pemerkosaan terhadap wanita, dan sebagainya.

2. Penyimpangan seksual

Misalnya seks bebas, sodomi, zina, pedofil, biseksual, homo (seseorang pria yang juga menykai pria), lesbian (seorang wanita yang hanya menyukai wanita), dan lain-lain.

3. Penyalahgunaan obat-obatan terlarang

Misalnya narkoba, pil ekstasi, sabu-sabu dan lain-lain.

4. Pelacuran (pekerja seks komersial)

5. Gaya hdiup

Misalnya pria yang menggunakan anting, wanita berpakaian minimalis ditempat umum dan suka melakukan kebohongan/tidak jujur.

Jenis-jenis / macam-macam penyimpangan bersama-sama/ kolektif (group diviation).

Penyimpangan kolektif adalah suatu perilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh kelompok orang secara bersama-sama dengan melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga menimbulkan keresahan, ketidakamanan, ketidaknyamanan serta tindak kriminalitas lainnya.

Bentuk penyimpangan sosial tersebut dapat dihasilkan dari adanya pergaulan atau pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas antar anggotanya sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut dalam tindak kenakalan atau kejahatan kelompok.

Bentuk penyimpangan kolektif :

1. Tindak kenakalan

Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan tersebut adalah bodoh, tidak berguna dan mengganggu. Contoh penyimpangan kenakalan bersama yaitu seperti aksi kebut-kebutan di jalan, mendirikan genk yang suka onar, menggoda dan menganggu cewek yang melintas, corat-coret tembok orang dan lain sebagainya.

2. Tawuran / Perkelahian antar kelompok

Pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama nakal atau kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkelahian di antara mereka di tempat umum sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban. Contoh : tawuran anak sma 70 dengan anak sma 6, tawuran penduduk berlan dan matraman, dan sebagainya.

3. Tindak kejahatan berkelompok / komplotan

Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan biak secara sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis dalam melakukan tindak kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga membunuh korbannya. Contoh : Perampok, perompak, bajing lancat, penjajah, grup koruptor, sindikat curanmor dan lain-lain.

4. Penyimpangan budaya

Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat :

Contoh : Merayakan hari-hari besar negara lain di lingkungan tempat tinggal sekitar sendirian, syarat mas kawin yang tinggi, membuat batas atau hijab antara laki-laki dengan wanita pada acara resepsi pernikahan. Dsb.

D. Contoh Masalah Mengenai Prilaku Menyimpang

1. Sumber diambild ari koran harian riau pos

Demi Uang, Penggal Kemaluan

JOHDPUR (RP) – Seorang pria yang tinggal di barat India memenggal kemaluannya sendiri. Perbuatan nekat itu dilakukan sebagai syarat untuk bergabung dalam kelompok Kasim. Pria berusia 22 tahun itu bergabung menjadi Kasim karena tuntutan ekonomi. Kasim sendiri merupakan kelompok yang kerap hadir di acara-acara besar, seperti pernikahan, kelahiran, dan festiva.

Masyarakat India mempercayai jika tidak memberikan uang kepada Kasim, maka akan membawa sial. Meski tak diundang kelompok ini kerap mendatangi acara-acara itu.

Kepala Polisi Lokal Canggan Singh mengatakan insiden berawal dari pria bermana Chauthmal Raigar itu menghadiri sebuah Festival Hindu Diawali pada Sabtu pekan lalu. Setelah pulang, Raigar mengebiri alat kelaminnya dirumahnya di Rajashtan. “Saat dia pulang, dia kebiri sendiri kemalunnya. Dia mungkin melakukan itu termotivasi dari uang yang didapat. Apabila dia datang darikeluarga miskin,” kata Singh seperti dikuti AFP, Selasa 20/10). (ock/int)

2. Sumber Diambil dari Koran Harian Riau Pos

PENIPUAN

Pinjam Uang dan Bawa Kabur Motor

KOTA (RP) – Modus yang diperankan SN (21) warga jalan Kartama, Pekanbaru ini boleh dibilang licik. Dalam aksinya, selain membawa uang Rp. 3 juta milik korban, pelaku juga berhasil membawa kabur motor Mio yang dijaadikannya sebagaijaminan kepada korban dalam mendapatkan uang Rp. 3 juta tersebut.

Sebagaimana yang diceritakan korban, Drs Adin Sinaga (68) salah seorang pegawai negeri sipil ini di Mapoltabes Pekanbaru, Senin (19/10), pada Kamis (24.\/9) lalu, sekitar pukul 3.00 WIB, pelaku datang ke rumah korban di Jalan Cipta Lestari, Pekanbaru.

Dalam pertemuan itu pelaku minta tolong dipinjamkan uang sebear Rp. 3 juta dengan perjanjian selama satu bulan aakan dikembalikan. Sebagai jaminannya, pelaku memborohkan satu unit motor. Permintaan pelaku ini disetujui oleh korban.

Jumat (161/10) lalu, sekitar pukul 10.00 WIB, pelaku mendatangi rumah korban dan menjumpai pembantu. Selanjutnya pelaku mengatakan hendak meminjam motor sebentar dengan alasan mau diservis.

Sekitar pukul 16.00 WIB korban pulang dari kantor dan melihat motor tidak berada di rumah. Korbanpun menanyakan hal itu kepada pembantunya.

Dengan lugu pembantunya mengatakan kalau sepeda motor dipinjam pelaku dengan alasan hendak diservis. Sejak kejadian itu hingga saat ini motor tersebut tidak dikembalikan pelaku. Akibat kejadian itu korban merasa dirugikan sebesar Rp. 3 juta.

Kasat Reskrim Poltabes Pekanbaru, AKP Jon Wesly SIK ketika dikonfirmasi wartawan, Selasa (20/10) membenarkan tentang laporan korban tersebut. Saat ini kasus tersebut dalam penyelidikan anggotanya. (lim)

3. Sumber Diambil dari Koran Harian Riau Pos

PUCURIAN

PRT Larikan Ponsel Majikan

KOTA (RP) – Lagi-lagi pembantu rumah tangga (PRT) berbuat ulah. Kali ini korbannya Sumarni (50) seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), warga Jalan Pesisir, Rumbai Pekanbaru. Satu unit handphone N70 miliki korban dibawa kabur oleh pembantu korban berinisial Lls.

Dalam laporan korban di kepolisian, Senin (19/10), korban menyebutkan satu unit handphone N70 miliknya hilang. Pencurian itu terjadi ahad (18/10) lalu, sekitar pukul 15.00 WIB saat korban keluar rumah.

Ketika itu korban lupa membawa handphone yang sedang dicas di lemari ruang tamu.kejadian pencurian itu baru diketahui korban setelah pulang dari luar. Korban tidak lagi menemukan handphone miliknya. Kabid Humas Polda Riau, AKBP Zulkifli ketika dikonfirmasi, Selasa (20/10) membenarkan adanya laporan korban. (lim)

E. Pemecahan Masalah

Berbagai usaha telah dilakukan manusia untuk mengatasi masalah prilaku menyimpang, pelbagai analisis dan metode telah diterapkan. Akan tetapi, tidak ada hasil yang memuaskan. Dewasa ini ditemukan cara-cara analisis efektif belum dapat dihilangkan begitu saja. Hal ini disebabkan ilmu sosial pada umumnya belum sanggup menetapkan secara mutlak dan pasti apa yang merupakan masalah sosial yang pokok. Pengaruh pemecahan masalah sosial tidak dirasakan dengan segera, tetapi setelah jangka waktu yang cukup lama, akhirnya perlu dicatat bahwa pasti ada reaksi terhadap metode-metode yang baru karena masalah sosial yang menyangkut nilai-nilai dan perasaan sosial. Akan tetapi, walaupun ada kekurangan-kekurangan, penelitian terhadap masalah sosial berkembang terus.

Adapun metode-metode yang bersifat preventif dan represif. Metode yang preventif jelas lebih sulit dilaksanakan karena harus didasarkan pada penelitian yang mendalam terhadap sebab – sebab terjadinya perilaku menyimpang. Metode represif lebih banyak digunakan artinya setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai masalah prilaku menyimpang diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya. Di dalam mengatasi masalah prilaku sosial, tindakan semata-mata melihat aspek sosiologi, tetapi juga aspek-aspek lainnya. Dengan demikian, diperlukan suatu kerja sama antara ilmu pengetahuan kemasyarakatan pada khususnya untuk memecahkan masalah sosial yang dihadapi tadi (secara interdisipliner).


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis pembahasan masalah perilaku menyimpang, didapati bahwa perilaku menyimpang adalahkenakalan yang biasanya dilakukan oleh orang-orang yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya. Penyimpangan (deviation) : prilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi. Untuk menghargai penyimpangan adalah dengan cara memahami,, bukan menyetujui apa yang dihadapi oleh penyimpang.

Dengan perilaku menyimpang yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial, maka untuk memperkecil tingkatannya perlu ada pengawasan dari orang tua serta memperhatikan perkembangan lingkungan anak dengan mengoptimalkan fungsi sosial keluarga berorientasi dengan masyarakat setempat, dan memperkenalkan agama dari anak berusia dini serta menyuruh anak untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Untuk kehidupan yang lebih baik maka harus menghindari berbagai macam konflik prilaku menyimpang dalam hidup bersosial. Selaku penulis kami masih merasa belum sempurna dalam menyampaikan dan penguraian mungkin dari segi kebakuan bahasa atau penulisannya. Atas dasar itu penulis mohon saran dan masukan-masukan agar makalah ini menjadi lebih baik, dan mudah-mudahan yang telah penulis paparkan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi penulis khususnya.



0 komentar:

Jempolnya Dong...!!!

yahooo misengeR

Pengikut


widgeo
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x



Gratisan Musik

About this blog



Sebagai kuli ngetik,,,
nyaris tiap hari rie mijitin ne keyboard,,,
**bahkan kata nyaris bisa dihilangkan**
makanya @rie ^bergiat^ buat blog biar apa yg @den kerjakan setiap hari bisa bermanfaat juga u/ org laen...
tapi g' semua yg kita ketik kita postingin disini,,,
harus melalui tahap seleksi dulu donk...
^g' mungkin kale surat cere d publicasikan^
he_3
*moga artikelnya bermanfaat* (cozy) enjoy to my blog,,,,

about me,,, ariebae <~ http://ariebae.co.cc